Upaya Gigih TikTok Jualan Lagi di Indonesia
Platform medsos TikTok berencana jalin kemitraan dengan e-commerce dalam negeri untuk kembali menghadirkan TikTok Shop
Context.id, JAKARTA - Kabar media sosial asal China TikTok yang tengah menjajaki kerja sama dengan pemain besar e-commerce RI agar bisa mendapatkan izin untuk berdagang kembali menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini.
Merujuk laporan di salah satu media asing, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan sudah mendapatkan informasi mengenai langkah TikTok yang menjalin komunikasi intens dengan 5 perusahaan e-commerce atau dagang-el Indonesia di antaranya Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli.
Seperti diketahui, ada 5 perusahaan e-commerce teratas di Indonesia yakni Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dan Blibli.
Langkah TikTok menjalin komunikasi dengan perusahaan dagang elektronik di Indonesia tak terlepas dari upayanya untuk kembali menghadirkan fitur TikTok Shop sebagai platform sendiri.
Untuk informasi, fitur TikTok Shop ditutup pada Oktober lau setelah Kementerian Perdagangan RI menerbitkan revisi regulasi soal e-commerce yang isinya melarang platform media sosial sekaligus beroperasi sebagai ecommerce serta melarang penguasaan data lintas platform oleh perusahaan yang sama.
Hal ini merupakan pukulan telak bagi TikTok yang terpaksa menutup layanan e-commerce TikTok Shop. Pasalnya, fitur ini menurut Menteri Teten mampu meraup cuan triliunan rupiah tiap bulannya. TikTok memiliki 125 juta pengguna di Indonesia.
Saat ini pemerintah Indonesia memang sedang gencar membatasi dominasi perusahaan e-commerce asing yang dinilai melakukan predatory pricing dan mengimpor barang secara ilegal sehingga membuat UMKM dalam negeri kalah bersaing.
"Saya mau mereka untuk berkomitmen membangun bisnis yang berkelanjutan yang tidak merugikan produk UMKM. Regulasinya tentu jelas mengatur soal skema yang adil dan berkelanjutan," kata Teten.
Terkait e-commerce dalam negeri yang dikatakan menjadi pilihan TikTok salah satunya GoTo. Namun persoalannya, saat ini GoTo sedang berkolaborasi dengan induk usaha Instagram yakni Meta untuk suatu proyek kerja sama.
"Ada kerja sama sejak beberapa minggu lau dengan Meta, Instagram. Ada fitur untuk melakukan live streaming. Jadi bisa melakukan siaran langsung di aplikasi Tokopedia dan di Instagram live," ujar Direktur Utama GoTo Gojek Tokopedia Patrick Sugito Walujo dalam pertemuan dengan media awal November lalu.
Bukan hanya TikTok yang ngiler dengan pasar dalam negeri. Dari informasi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, sejauh ini Instagram, WhatsApp, dan Facebook sudah mengajukan izin untuk berdagang di Indonesia.
Konon, begitu juga dengan YouTube yang masih dalam tahap mengkaji untuk masuk pasar e-commerce Indonesia.
RELATED ARTICLES
Upaya Gigih TikTok Jualan Lagi di Indonesia
Platform medsos TikTok berencana jalin kemitraan dengan e-commerce dalam negeri untuk kembali menghadirkan TikTok Shop
Context.id, JAKARTA - Kabar media sosial asal China TikTok yang tengah menjajaki kerja sama dengan pemain besar e-commerce RI agar bisa mendapatkan izin untuk berdagang kembali menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini.
Merujuk laporan di salah satu media asing, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan sudah mendapatkan informasi mengenai langkah TikTok yang menjalin komunikasi intens dengan 5 perusahaan e-commerce atau dagang-el Indonesia di antaranya Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli.
Seperti diketahui, ada 5 perusahaan e-commerce teratas di Indonesia yakni Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak, dan Blibli.
Langkah TikTok menjalin komunikasi dengan perusahaan dagang elektronik di Indonesia tak terlepas dari upayanya untuk kembali menghadirkan fitur TikTok Shop sebagai platform sendiri.
Untuk informasi, fitur TikTok Shop ditutup pada Oktober lau setelah Kementerian Perdagangan RI menerbitkan revisi regulasi soal e-commerce yang isinya melarang platform media sosial sekaligus beroperasi sebagai ecommerce serta melarang penguasaan data lintas platform oleh perusahaan yang sama.
Hal ini merupakan pukulan telak bagi TikTok yang terpaksa menutup layanan e-commerce TikTok Shop. Pasalnya, fitur ini menurut Menteri Teten mampu meraup cuan triliunan rupiah tiap bulannya. TikTok memiliki 125 juta pengguna di Indonesia.
Saat ini pemerintah Indonesia memang sedang gencar membatasi dominasi perusahaan e-commerce asing yang dinilai melakukan predatory pricing dan mengimpor barang secara ilegal sehingga membuat UMKM dalam negeri kalah bersaing.
"Saya mau mereka untuk berkomitmen membangun bisnis yang berkelanjutan yang tidak merugikan produk UMKM. Regulasinya tentu jelas mengatur soal skema yang adil dan berkelanjutan," kata Teten.
Terkait e-commerce dalam negeri yang dikatakan menjadi pilihan TikTok salah satunya GoTo. Namun persoalannya, saat ini GoTo sedang berkolaborasi dengan induk usaha Instagram yakni Meta untuk suatu proyek kerja sama.
"Ada kerja sama sejak beberapa minggu lau dengan Meta, Instagram. Ada fitur untuk melakukan live streaming. Jadi bisa melakukan siaran langsung di aplikasi Tokopedia dan di Instagram live," ujar Direktur Utama GoTo Gojek Tokopedia Patrick Sugito Walujo dalam pertemuan dengan media awal November lalu.
Bukan hanya TikTok yang ngiler dengan pasar dalam negeri. Dari informasi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, sejauh ini Instagram, WhatsApp, dan Facebook sudah mengajukan izin untuk berdagang di Indonesia.
Konon, begitu juga dengan YouTube yang masih dalam tahap mengkaji untuk masuk pasar e-commerce Indonesia.
POPULAR
RELATED ARTICLES