Share

Stories 09 Oktober 2023

Konflik Israel-Hamas Palestina dan Nasib WNI

Konflik militer Israel dengan pasukan milisi Hamas Palestina masih terus berlangsung dan dapat mengancam keselamatan WNI di wilayah tersebut

Sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, seperti yang terlihat dari kota Ashkelon, Israel 9 Oktober 2023. REUTERS/Amir Cohen

Context.id, JAKARTA - Situasi di jalur Gaza yang merupakan perbatasan antara Palestina dan Israel hingga kini masih mencekam setelah pasukan milisi Hamas dan Israel saling serang di kawasan tersebut.

Angka korban jiwa yang melayang baik dari Israel maupun Palestina terus bertambah dan mengakibatkan banyak bangunan hancur.

Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus Pemerintah Indonesia selain imbauan untuk menghentikan perang atas nama kemanusiaan, di Palestina sendiri, ada sebanyak 45 Warga Negara Indonesia (WNI) berada di sana. 

Dari jumlah itu, diketahui berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia ada 10 WNI yang bermukim di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat.

Para WNI ini kebanyakan bertugas sebagai relawan kemanusiaan di kawasan tersebut. 

Lalu bagaimana nasib para WNI tersebut di tengah kondisi yang mencekam itu?

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, KBRI Kairo serta KBRI Beirut.

Pemerintah berupaya menyiapkan rencana untuk segera mengevakuasi WNI dari Palestina. Hingga saat ini, dikabarkan tidak ada satu pun WNI yang menjadi korban dalam konflik ini.  

“Saat ini kami terus memonitor situasi di Palestina dan menyiapkan rencana kontingensi. Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut,” katanya, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (9/10).

Selain 45 WNI yang bertugas dalam misi kemanusiaan di Gaza, terdapat pula 230 WNI yang tengah melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel. Namun, pihakya memastikan hingga kini tidak ada WNI yang menjadi korban.

Pihaknya pun mengimbau kepada para WNI di Palestina dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan Perwakilan RI. 

Selain dari pihak Kemlu, pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan juga masih mengikuti perkembangan yang terjadi di kawasan tersebut sembari memastikan mengusahakan evakuasi terhadap seluruh WNI.

Kekhawatiran Pemerintah RI terhadap keselamatan WNI tentunya sangat beralasan. Pasalnya, seperti dikutip dari Bisnis, Kementerian Luar Negeri Thailand pada Senin (9/10/2023) mengatakan 12 warga negaranya tewas dalam kerusuhan di Israel, ditambah 11 lainnya diculik dan delapan orang luka-luka. 

“Kami berupaya membantu semua warga negara Thailand di Israel,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kanchana Patarachoke kepada wartawan melansir Reuters.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 09 Oktober 2023

Konflik Israel-Hamas Palestina dan Nasib WNI

Konflik militer Israel dengan pasukan milisi Hamas Palestina masih terus berlangsung dan dapat mengancam keselamatan WNI di wilayah tersebut

Sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, seperti yang terlihat dari kota Ashkelon, Israel 9 Oktober 2023. REUTERS/Amir Cohen

Context.id, JAKARTA - Situasi di jalur Gaza yang merupakan perbatasan antara Palestina dan Israel hingga kini masih mencekam setelah pasukan milisi Hamas dan Israel saling serang di kawasan tersebut.

Angka korban jiwa yang melayang baik dari Israel maupun Palestina terus bertambah dan mengakibatkan banyak bangunan hancur.

Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus Pemerintah Indonesia selain imbauan untuk menghentikan perang atas nama kemanusiaan, di Palestina sendiri, ada sebanyak 45 Warga Negara Indonesia (WNI) berada di sana. 

Dari jumlah itu, diketahui berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia ada 10 WNI yang bermukim di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat.

Para WNI ini kebanyakan bertugas sebagai relawan kemanusiaan di kawasan tersebut. 

Lalu bagaimana nasib para WNI tersebut di tengah kondisi yang mencekam itu?

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, KBRI Kairo serta KBRI Beirut.

Pemerintah berupaya menyiapkan rencana untuk segera mengevakuasi WNI dari Palestina. Hingga saat ini, dikabarkan tidak ada satu pun WNI yang menjadi korban dalam konflik ini.  

“Saat ini kami terus memonitor situasi di Palestina dan menyiapkan rencana kontingensi. Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut,” katanya, dalam keterangan resminya, dikutip Senin (9/10).

Selain 45 WNI yang bertugas dalam misi kemanusiaan di Gaza, terdapat pula 230 WNI yang tengah melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel. Namun, pihakya memastikan hingga kini tidak ada WNI yang menjadi korban.

Pihaknya pun mengimbau kepada para WNI di Palestina dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan Perwakilan RI. 

Selain dari pihak Kemlu, pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan juga masih mengikuti perkembangan yang terjadi di kawasan tersebut sembari memastikan mengusahakan evakuasi terhadap seluruh WNI.

Kekhawatiran Pemerintah RI terhadap keselamatan WNI tentunya sangat beralasan. Pasalnya, seperti dikutip dari Bisnis, Kementerian Luar Negeri Thailand pada Senin (9/10/2023) mengatakan 12 warga negaranya tewas dalam kerusuhan di Israel, ditambah 11 lainnya diculik dan delapan orang luka-luka. 

“Kami berupaya membantu semua warga negara Thailand di Israel,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kanchana Patarachoke kepada wartawan melansir Reuters.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024