KTT Asean Hasilkan Kerja Sama Proyek Triliunan Rupiah
Kesepakatan kerja sama antar anggota Asean dan negara-negara mitra menghasilkan komitmen untuk menggarap 93 proyek bernilai ratusan triliun rupiah
Context.id, JAKARTA - Penyelenggaraan rangkaian pertemuan KTT ke-43 Asean yang berlangsung di Jakarta telah membuahkan hasil komitmen kerja sama untuk menggarap proyek bersama.
Kesepakatan kerja sama antar anggota Asean dan negara-negara mitra menghasilkan komitmen untuk menggarap 93 proyek senilai US$ 38,2 miliar atau setara Rp 580,64 triliun (kurs Rp 15.200).
Komitmen kerja sama ini, kata Jokowi, mencerminkan komitmen untuk membangun Asean dan negara-negara yang berada di Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur.
"Ini mencerminkan komitmen kita walk the talk, membangun Indo-Pasifik yang damai, yang stabil dan yang makmur. Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat yang besar bagi rakyat di kawasan dan dunia," ujarnya.
Jokowi menyampaikan, Asean Indo-Pasific Forum yang merupakan bagian dari KTT Asean diselenggarakan untuk mengubah rivalitas di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat, serta membangun habit of cooperation dengan win-win formula, tanpa satu pun merasa dikucilkan.
Meskipun perekonomian Asean disebutkan terus bertumbuh secara positif, tetap saja kawasan ini butuh kerja sama untuk menghadapi tantangan yang ada, baik itu ekonomi, sosial dan lainnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ada empat fokus bidang yang sedang didorong dalam 93 proyek kerja sama Asean dan negara mitra tersebut.
“Kita fokus di empat bidang yang kita sedang didorong. Bagaimana misalnya seperti Telkom sedang investasi secara maksimal untuk memastikan data center. Karena digital ekonomi kita kan akan terbesar di Asia Tenggara. Nah kalau data centernya kita nggak siapkan ini juga akan menjadi masalah ke depan,” tutur Erick kepada awak media, Selasa (5/9).
Indonesia juga akan didorong untuk menjadi pemain data center terbesar di Asia Tenggara. Erick bilang sebenarnya pencapaian ini sudah terjadi, dengan adanya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel yang menjadi perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, juga ditekankan investasi yang dilakukan dalam bidang energi terbarukan, terutama memanfaatkan kawasan danau-danau yang bisa menjadi floating daripada solar panel yang salah satunya berpartner dengan Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam kesempatan sama, Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menyampaikan, dari 93 proyek tersebut, sekitar 65 persen akan diimplementasikan di Indonesia.
“[Dari 93 proyek], lebih [dari] 65 persen saat ini rencananya akan diimplementasikan di Indonesia,” kata Rosan kepada awak media di sela-sela KTT ke-43 Asean di Hall B JCC, Jakarta.
Dalam konferensi pers, Rosan menuturkan bahwa nantinya dalam program AIPF akan dilakukan business matching yang melibatkan 129 perusahaan.
Pemerintah juga tengah menggodok pola kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan Asean. Baik itu soal charging baterai maupun sumber dayanya.
Adapun total proyek Indonesia yang akan ditawarkan dalam program ini sebanyak 39 proyek yang terdiri dari 35 proyek BUMN dan 4 proyek Kementerian PPN/Bappenas.
Sementara itu, 11 proyek berasal dari negara-negara lain di Asean seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Brunei Darussalam.
Diperkirakan, dari business matching ini akan ada tambahan potensi kerja sama senilai total US$50 miliar yang terdiri dari BUMN senilai US$22 miliar, Bappenas US$10 miliar, dan 11 proyek lainnya US$810 juta.
RELATED ARTICLES
KTT Asean Hasilkan Kerja Sama Proyek Triliunan Rupiah
Kesepakatan kerja sama antar anggota Asean dan negara-negara mitra menghasilkan komitmen untuk menggarap 93 proyek bernilai ratusan triliun rupiah
Context.id, JAKARTA - Penyelenggaraan rangkaian pertemuan KTT ke-43 Asean yang berlangsung di Jakarta telah membuahkan hasil komitmen kerja sama untuk menggarap proyek bersama.
Kesepakatan kerja sama antar anggota Asean dan negara-negara mitra menghasilkan komitmen untuk menggarap 93 proyek senilai US$ 38,2 miliar atau setara Rp 580,64 triliun (kurs Rp 15.200).
Komitmen kerja sama ini, kata Jokowi, mencerminkan komitmen untuk membangun Asean dan negara-negara yang berada di Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur.
"Ini mencerminkan komitmen kita walk the talk, membangun Indo-Pasifik yang damai, yang stabil dan yang makmur. Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat yang besar bagi rakyat di kawasan dan dunia," ujarnya.
Jokowi menyampaikan, Asean Indo-Pasific Forum yang merupakan bagian dari KTT Asean diselenggarakan untuk mengubah rivalitas di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat, serta membangun habit of cooperation dengan win-win formula, tanpa satu pun merasa dikucilkan.
Meskipun perekonomian Asean disebutkan terus bertumbuh secara positif, tetap saja kawasan ini butuh kerja sama untuk menghadapi tantangan yang ada, baik itu ekonomi, sosial dan lainnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ada empat fokus bidang yang sedang didorong dalam 93 proyek kerja sama Asean dan negara mitra tersebut.
“Kita fokus di empat bidang yang kita sedang didorong. Bagaimana misalnya seperti Telkom sedang investasi secara maksimal untuk memastikan data center. Karena digital ekonomi kita kan akan terbesar di Asia Tenggara. Nah kalau data centernya kita nggak siapkan ini juga akan menjadi masalah ke depan,” tutur Erick kepada awak media, Selasa (5/9).
Indonesia juga akan didorong untuk menjadi pemain data center terbesar di Asia Tenggara. Erick bilang sebenarnya pencapaian ini sudah terjadi, dengan adanya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel yang menjadi perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, juga ditekankan investasi yang dilakukan dalam bidang energi terbarukan, terutama memanfaatkan kawasan danau-danau yang bisa menjadi floating daripada solar panel yang salah satunya berpartner dengan Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam kesempatan sama, Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menyampaikan, dari 93 proyek tersebut, sekitar 65 persen akan diimplementasikan di Indonesia.
“[Dari 93 proyek], lebih [dari] 65 persen saat ini rencananya akan diimplementasikan di Indonesia,” kata Rosan kepada awak media di sela-sela KTT ke-43 Asean di Hall B JCC, Jakarta.
Dalam konferensi pers, Rosan menuturkan bahwa nantinya dalam program AIPF akan dilakukan business matching yang melibatkan 129 perusahaan.
Pemerintah juga tengah menggodok pola kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan Asean. Baik itu soal charging baterai maupun sumber dayanya.
Adapun total proyek Indonesia yang akan ditawarkan dalam program ini sebanyak 39 proyek yang terdiri dari 35 proyek BUMN dan 4 proyek Kementerian PPN/Bappenas.
Sementara itu, 11 proyek berasal dari negara-negara lain di Asean seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Brunei Darussalam.
Diperkirakan, dari business matching ini akan ada tambahan potensi kerja sama senilai total US$50 miliar yang terdiri dari BUMN senilai US$22 miliar, Bappenas US$10 miliar, dan 11 proyek lainnya US$810 juta.
POPULAR
RELATED ARTICLES