Polusi Udara dalam Ruangan Kantor, Kok Bisa?
Jangan merasa ruangan kantormu aman dari polusi udara. Studi dan hasil pengukuran menemukan ada polusi tersembunyi dalam ruangan kantor
Context.id, JAKARTA - Pekerja kantoran di Jakarta yang merasa ruangan kantornya bebas dari polusi udara Jakarta yang menggila nyatanya salah perkiraan. Bayangkan saja, di dalam kantor seringkali terjadi penumpukan orang menjadikan kantor pengap dan panas. Setiap hembusan nafas yang diambil dan dikeluarkan pegawai juga meningkatkan jumlah CO2 dalam ruangan.
Belum lagi saluran pendingin udara atau AC sistem sentral yang jarang dibersihkan dan berdebu sehingga kita bisa menghirup partikel tak kasat mata/halus atau particulate matter (PM) yang berukuran di 2,5 mikrometer. Partikel ini tak bisa tersaring dan akan masuk ke saluran napas lalu ke dalam sistem darah.
Partikel itu bisa berasal dari asap rokok, asap kendaraan, asap pembakaran yang terbawa atau melekat di pakaian atau tubuh kita dan terbawa hingga kantor. Artinya, ruangan yang kita kira aman ternyata juga memiliki polusi udara dan bisa menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan.
Hal ini sejalan dengan penemuan nafasindonesia aplikasi yang dapat mengukur kualitas udara atau tingkat polusi udara dalam ruangan secara real time dan cukup akurat. Nafas sempat mengukur polusi udara dalam ruangan di beberapa gedung dan apartemen di Jakarta Selatan, lebih tepatnya di SCBD.
Hasilnya, cukup mengagetkan. Dari hasil temuan Nafas, PM 2.5 ruangan dalam gedung kantor maupun apartemen itu jauh melampaui ambang batas aman bahkan moderat. Rata-rata PM 2.5 ruangan itu mencapai 53 ug/m3 bahkan ada yang mencapai 100 ug/m3.
Angka itu artinya 10-20 kali lipat dari ambang batas standar kualitas ideal WHO yang memiliki bobot konsentrasi PM 2,5 antara 0 sampai 5 mikrogram per meter kubik. Alhasil, jika Anda merasa lesu, kehilangan gairah, dan tidak bisa berkonsentrasi di tempat kerja, bisa jadi hal itu karena dipengaruhi oleh kualitas udara di kantor yang buruk.
Studi yang dirilis Harvard School of Public Health dan dipublikasikan di Environmental Research Letters sejak dua tahun lalu sudah menunjukkan bahwa polusi berperan dalam fungsi kognitif karyawan, salah satunya kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi.
Riset ini juga menjelaskan, produktivitas dan kinerja karyawan dapat berkurang sebesar 6 persen setiap peningkatan PM 2.5 di dalam ruangan sebesar 10 ug/m3. Kebayang dong, ini sudah berkurang berapa persen produktivitas dan kualitas kesehatan kita jika polusi dalam ruangannya saja sudah mencapai angka 50-100 ug/m3?
RELATED ARTICLES
Polusi Udara dalam Ruangan Kantor, Kok Bisa?
Jangan merasa ruangan kantormu aman dari polusi udara. Studi dan hasil pengukuran menemukan ada polusi tersembunyi dalam ruangan kantor
Context.id, JAKARTA - Pekerja kantoran di Jakarta yang merasa ruangan kantornya bebas dari polusi udara Jakarta yang menggila nyatanya salah perkiraan. Bayangkan saja, di dalam kantor seringkali terjadi penumpukan orang menjadikan kantor pengap dan panas. Setiap hembusan nafas yang diambil dan dikeluarkan pegawai juga meningkatkan jumlah CO2 dalam ruangan.
Belum lagi saluran pendingin udara atau AC sistem sentral yang jarang dibersihkan dan berdebu sehingga kita bisa menghirup partikel tak kasat mata/halus atau particulate matter (PM) yang berukuran di 2,5 mikrometer. Partikel ini tak bisa tersaring dan akan masuk ke saluran napas lalu ke dalam sistem darah.
Partikel itu bisa berasal dari asap rokok, asap kendaraan, asap pembakaran yang terbawa atau melekat di pakaian atau tubuh kita dan terbawa hingga kantor. Artinya, ruangan yang kita kira aman ternyata juga memiliki polusi udara dan bisa menimbulkan penyakit pada saluran pernapasan.
Hal ini sejalan dengan penemuan nafasindonesia aplikasi yang dapat mengukur kualitas udara atau tingkat polusi udara dalam ruangan secara real time dan cukup akurat. Nafas sempat mengukur polusi udara dalam ruangan di beberapa gedung dan apartemen di Jakarta Selatan, lebih tepatnya di SCBD.
Hasilnya, cukup mengagetkan. Dari hasil temuan Nafas, PM 2.5 ruangan dalam gedung kantor maupun apartemen itu jauh melampaui ambang batas aman bahkan moderat. Rata-rata PM 2.5 ruangan itu mencapai 53 ug/m3 bahkan ada yang mencapai 100 ug/m3.
Angka itu artinya 10-20 kali lipat dari ambang batas standar kualitas ideal WHO yang memiliki bobot konsentrasi PM 2,5 antara 0 sampai 5 mikrogram per meter kubik. Alhasil, jika Anda merasa lesu, kehilangan gairah, dan tidak bisa berkonsentrasi di tempat kerja, bisa jadi hal itu karena dipengaruhi oleh kualitas udara di kantor yang buruk.
Studi yang dirilis Harvard School of Public Health dan dipublikasikan di Environmental Research Letters sejak dua tahun lalu sudah menunjukkan bahwa polusi berperan dalam fungsi kognitif karyawan, salah satunya kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi.
Riset ini juga menjelaskan, produktivitas dan kinerja karyawan dapat berkurang sebesar 6 persen setiap peningkatan PM 2.5 di dalam ruangan sebesar 10 ug/m3. Kebayang dong, ini sudah berkurang berapa persen produktivitas dan kualitas kesehatan kita jika polusi dalam ruangannya saja sudah mencapai angka 50-100 ug/m3?
POPULAR
RELATED ARTICLES