Honda Main Roket, Bakal Jadi Raksasa Antariksa?
Honda, raksasa otomotif yang kita kenal dengan motor dan mobilnya, kini tiba-tiba membuat gebrakan di dunia antariksa

Context.id, JAKARTA - Pada akhir Juni, divisi penelitian dan pengembangan Honda Motor Company berhasil menguji coba roket eksperimental yang bisa digunakan kembali (reusable rocket hopper).
Roket mini ini terbang hingga hampir 900 kaki (sekitar 271 meter) lalu mendarat kembali dengan presisi luar biasa di fasilitas pengujian mereka di Jepang utara.
Mungkin terdengar seperti pencapaian kecil, tapi ini penting! Hopper Honda adalah prototipe roket pertama di luar AS dan China yang berhasil melakukan penerbangan semacam ini.
Ini adalah demonstrasi teknologi lepas landas dan pendaratan vertikal yang vital untuk pengembangan kendaraan peluncur yang bisa dipakai berulang kali, mirip dengan teknologi yang digunakan SpaceX.
Meskipun pengumuman ini datang tak terduga, Honda sebenarnya sudah mengisyaratkan ketertarikan mereka pada roket sejak tahun 2021.
Saat itu, mereka mengatakan telah mengembangkan mesin roket setidaknya selama dua tahun, dengan target kendaraan peluncur satelit kecil yang bisa menempatkan muatan hingga 1 metrik ton ke orbit rendah Bumi.
Honda sempat bungkam soal proyek roket ini selama hampir empat tahun. Namun, akhirnya mereka merilis video dan pernyataan yang menunjukkan keberhasilan uji coba.
Roket yang dikembangkan secara internal oleh Honda R&D Company ini meluncur vertikal dari landasan di lokasi uji perusahaan di Hokkaido tenggara.
Setelah mencapai ketinggian puncaknya, roket tersebut turun kembali ke titik pendaratan terdekat dan mendarat dengan keempat kaki pendaratannya, hanya meleset 37 sentimeter dari titik bidik! Penerbangan ini berlangsung sekitar 57 detik.
Roket ini juga menggunakan empat kaki pendaratnya untuk take-off, lalu menariknya saat naik. Di titik tertinggi, ia mengembangkan sirip aerodinamis mirip dengan yang digunakan pada booster Falcon 9 dan Super Heavy milik SpaceX.
Sesaat sebelum mendarat, sirip-sirip ini dilipat kembali, dan kaki pendaratnya kembali dikeluarkan untuk touchdown.
Honda menyatakan uji coba pertama ini mendemonstrasikan teknologi kunci yang penting untuk kemampuan pakai ulang roket, seperti stabilitas penerbangan selama ascent dan descent, serta kemampuan pendaratan.
Dari sepeda motor ke roket
Roket uji coba ini memang kecil, tingginya kurang dari 6,3 meter dengan diameter sekitar 85 sentimeter. Dengan bahan bakar penuh, beratnya sekitar 1.312 kilogram.
Honda masih merahasiakan detail mesinnya, tapi video uji coba menunjukkan mesin berbahan bakar cair yang mungkin menggunakan metana cair dan oksigen cair. Ini adalah wilayah baru bagi Honda. Namun, pabrikan mobil ini memang dikenal sering membuat ulang dirinya.
Dimulai sebagai perusahaan sepeda motor pada tahun 1946, Honda berekspansi ke mobil pada tahun 1963. Lalu, divisi R&D mereka diam-diam mulai mendesain pesawat terbang pada tahun 1986, yang menghasilkan HondaJet atau jet bisnis ringan yang mulai terbang perdana pada tahun 2003.
Proyek kendaraan peluncur Honda ini masih dalam fase penelitian fundamental dan belum ada keputusan untuk mengkomersialkannya. Namun, Honda mengatakan mereka berencana melakukan peluncuran suborbital pada tahun 2029.
Meskipun biaya pengembangan roket ini belum diungkapkan, hopper Honda ini lebih kecil dari prototipe sejenis yang digunakan SpaceX untuk demo pendaratan vertikal. Jadi, insinyur Honda harus memperbesar desainnya untuk membuat kendaraan peluncur yang layak.
Uji coba itu telah melontarkan Honda ke dalam klub eksklusif perusahaan yang telah menerbangkan reusable rocket hoppers dengan tujuan penerbangan orbital, termasuk SpaceX, Blue Origin, Stoke Space, dan beberapa startup China.
Sementara itu, badan antariksa Eropa dan Jepang memiliki proyek serupa bernama Themis dan Callisto yang tertunda selama bertahun-tahun dan belum pernah terbang.
Sebuah kelompok insinyur muda Honda yang pada tahun 2019 mengusulkan untuk menerapkan keahlian perusahaan dalam teknologi pembakaran dan kontrol pada kendaraan peluncur.
Honda bahkan mengisyaratkan roket buatannya bisa meluncurkan satelit observasi Bumi untuk memantau pemanasan global dan cuaca ekstrem, serta konstelasi satelit untuk komunikasi area luas.
Secara spesifik, mereka mencatat pentingnya komunikasi satelit untuk mengaktifkan fitur-fitur terhubung di mobil, pesawat terbang, dan produk Honda lainnya.
Selain Honda, rival utamanya di Jepang, Toyota, juga berinvestasi di bisnis peluncuran melalui startup Interstellar Technologies.
POPULAR
RELATED ARTICLES
Honda Main Roket, Bakal Jadi Raksasa Antariksa?
Honda, raksasa otomotif yang kita kenal dengan motor dan mobilnya, kini tiba-tiba membuat gebrakan di dunia antariksa

Context.id, JAKARTA - Pada akhir Juni, divisi penelitian dan pengembangan Honda Motor Company berhasil menguji coba roket eksperimental yang bisa digunakan kembali (reusable rocket hopper).
Roket mini ini terbang hingga hampir 900 kaki (sekitar 271 meter) lalu mendarat kembali dengan presisi luar biasa di fasilitas pengujian mereka di Jepang utara.
Mungkin terdengar seperti pencapaian kecil, tapi ini penting! Hopper Honda adalah prototipe roket pertama di luar AS dan China yang berhasil melakukan penerbangan semacam ini.
Ini adalah demonstrasi teknologi lepas landas dan pendaratan vertikal yang vital untuk pengembangan kendaraan peluncur yang bisa dipakai berulang kali, mirip dengan teknologi yang digunakan SpaceX.
Meskipun pengumuman ini datang tak terduga, Honda sebenarnya sudah mengisyaratkan ketertarikan mereka pada roket sejak tahun 2021.
Saat itu, mereka mengatakan telah mengembangkan mesin roket setidaknya selama dua tahun, dengan target kendaraan peluncur satelit kecil yang bisa menempatkan muatan hingga 1 metrik ton ke orbit rendah Bumi.
Honda sempat bungkam soal proyek roket ini selama hampir empat tahun. Namun, akhirnya mereka merilis video dan pernyataan yang menunjukkan keberhasilan uji coba.
Roket yang dikembangkan secara internal oleh Honda R&D Company ini meluncur vertikal dari landasan di lokasi uji perusahaan di Hokkaido tenggara.
Setelah mencapai ketinggian puncaknya, roket tersebut turun kembali ke titik pendaratan terdekat dan mendarat dengan keempat kaki pendaratannya, hanya meleset 37 sentimeter dari titik bidik! Penerbangan ini berlangsung sekitar 57 detik.
Roket ini juga menggunakan empat kaki pendaratnya untuk take-off, lalu menariknya saat naik. Di titik tertinggi, ia mengembangkan sirip aerodinamis mirip dengan yang digunakan pada booster Falcon 9 dan Super Heavy milik SpaceX.
Sesaat sebelum mendarat, sirip-sirip ini dilipat kembali, dan kaki pendaratnya kembali dikeluarkan untuk touchdown.
Honda menyatakan uji coba pertama ini mendemonstrasikan teknologi kunci yang penting untuk kemampuan pakai ulang roket, seperti stabilitas penerbangan selama ascent dan descent, serta kemampuan pendaratan.
Dari sepeda motor ke roket
Roket uji coba ini memang kecil, tingginya kurang dari 6,3 meter dengan diameter sekitar 85 sentimeter. Dengan bahan bakar penuh, beratnya sekitar 1.312 kilogram.
Honda masih merahasiakan detail mesinnya, tapi video uji coba menunjukkan mesin berbahan bakar cair yang mungkin menggunakan metana cair dan oksigen cair. Ini adalah wilayah baru bagi Honda. Namun, pabrikan mobil ini memang dikenal sering membuat ulang dirinya.
Dimulai sebagai perusahaan sepeda motor pada tahun 1946, Honda berekspansi ke mobil pada tahun 1963. Lalu, divisi R&D mereka diam-diam mulai mendesain pesawat terbang pada tahun 1986, yang menghasilkan HondaJet atau jet bisnis ringan yang mulai terbang perdana pada tahun 2003.
Proyek kendaraan peluncur Honda ini masih dalam fase penelitian fundamental dan belum ada keputusan untuk mengkomersialkannya. Namun, Honda mengatakan mereka berencana melakukan peluncuran suborbital pada tahun 2029.
Meskipun biaya pengembangan roket ini belum diungkapkan, hopper Honda ini lebih kecil dari prototipe sejenis yang digunakan SpaceX untuk demo pendaratan vertikal. Jadi, insinyur Honda harus memperbesar desainnya untuk membuat kendaraan peluncur yang layak.
Uji coba itu telah melontarkan Honda ke dalam klub eksklusif perusahaan yang telah menerbangkan reusable rocket hoppers dengan tujuan penerbangan orbital, termasuk SpaceX, Blue Origin, Stoke Space, dan beberapa startup China.
Sementara itu, badan antariksa Eropa dan Jepang memiliki proyek serupa bernama Themis dan Callisto yang tertunda selama bertahun-tahun dan belum pernah terbang.
Sebuah kelompok insinyur muda Honda yang pada tahun 2019 mengusulkan untuk menerapkan keahlian perusahaan dalam teknologi pembakaran dan kontrol pada kendaraan peluncur.
Honda bahkan mengisyaratkan roket buatannya bisa meluncurkan satelit observasi Bumi untuk memantau pemanasan global dan cuaca ekstrem, serta konstelasi satelit untuk komunikasi area luas.
Secara spesifik, mereka mencatat pentingnya komunikasi satelit untuk mengaktifkan fitur-fitur terhubung di mobil, pesawat terbang, dan produk Honda lainnya.
Selain Honda, rival utamanya di Jepang, Toyota, juga berinvestasi di bisnis peluncuran melalui startup Interstellar Technologies.
POPULAR
RELATED ARTICLES