Share

Home Stories

Stories 24 Juli 2023

Cegah Obesitas, Perhatikan Kandungan Gula Lemak

Pelaku usaha punya tanggung jawab menyosialisasikan keseimbangan gizi kepada konsumen, terutama produk yang menyasar anak-anak.

Jajanan atau makanan cepat saji menjadi salah satu penyebab obesitas

Context.id, JAKARTA -  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa pelaku usaha punya tanggung jawab menyosialisasikan keseimbangan gizi, gula, garam dan lemak kepada konsumen, terutama produk yang menyasar anak-anak.  

“Pelaku usaha ini kan pemilik nomor izin edar yang juga memiliki informasi terkait dengan informasi nilai gizi. Jadi, pelaku usaha juga harus memberikan informasi kepada masyarakat,” jelas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang dalam diskusi tentang Obesitas Anak, Senin (24/7/2023).

Di sisi lain, untuk mencegah bahaya obesitas dini pada anak perlu dihadirkan cemilan sehat di lingkungan sekolah. Untuk itu, sejak 2011 BPOM mendorong Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Sadar Pangan Aman (Germas SAPA). 

Melalui Germas SAPA, BPOM menyusun berbagai pedoman dan langkah-langkah strategis demi mencapai gizi seimbang pada anak dengan fokus utama penurunan gula, garam dan lemak (GGL).

Rita mengatakan, pedoman yang telah dibuat melalui Germas SAPA ini diharapkan menginspirasi para kader maupun guru di sekolah dan juga para kepala sekolah, petugas kantin untuk mengedukasi anak-anak kita  agar memilih makanan atau cemilian yang sehat seperti buah. 

“Orang tua juga harus paham. Anak-anaknya harus dibiasakan dengan makanan yang rendah gula. Jika membeli atau memberi makanan, harus betul-betul kita lihat komposisi gulanya. Makanan juga harus rendah lemak, jangan sedikit-sedikit digoreng, tetapi usahakan direbus,” kata Rita.

BPOM, sejauh ini telah memiliki sebuah program untuk mengedukasi makanan sehat di sekolah. Program makanan sehat ini biasanya dijalankan bersamaan dengan  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 24 Juli 2023

Cegah Obesitas, Perhatikan Kandungan Gula Lemak

Pelaku usaha punya tanggung jawab menyosialisasikan keseimbangan gizi kepada konsumen, terutama produk yang menyasar anak-anak.

Jajanan atau makanan cepat saji menjadi salah satu penyebab obesitas

Context.id, JAKARTA -  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa pelaku usaha punya tanggung jawab menyosialisasikan keseimbangan gizi, gula, garam dan lemak kepada konsumen, terutama produk yang menyasar anak-anak.  

“Pelaku usaha ini kan pemilik nomor izin edar yang juga memiliki informasi terkait dengan informasi nilai gizi. Jadi, pelaku usaha juga harus memberikan informasi kepada masyarakat,” jelas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang dalam diskusi tentang Obesitas Anak, Senin (24/7/2023).

Di sisi lain, untuk mencegah bahaya obesitas dini pada anak perlu dihadirkan cemilan sehat di lingkungan sekolah. Untuk itu, sejak 2011 BPOM mendorong Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Sadar Pangan Aman (Germas SAPA). 

Melalui Germas SAPA, BPOM menyusun berbagai pedoman dan langkah-langkah strategis demi mencapai gizi seimbang pada anak dengan fokus utama penurunan gula, garam dan lemak (GGL).

Rita mengatakan, pedoman yang telah dibuat melalui Germas SAPA ini diharapkan menginspirasi para kader maupun guru di sekolah dan juga para kepala sekolah, petugas kantin untuk mengedukasi anak-anak kita  agar memilih makanan atau cemilian yang sehat seperti buah. 

“Orang tua juga harus paham. Anak-anaknya harus dibiasakan dengan makanan yang rendah gula. Jika membeli atau memberi makanan, harus betul-betul kita lihat komposisi gulanya. Makanan juga harus rendah lemak, jangan sedikit-sedikit digoreng, tetapi usahakan direbus,” kata Rita.

BPOM, sejauh ini telah memiliki sebuah program untuk mengedukasi makanan sehat di sekolah. Program makanan sehat ini biasanya dijalankan bersamaan dengan  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Sushila Karki, Perdana Menteri Perempuan Pertama di Nepal

Setelah meredanya gelombang protes di Nepal, Sushila Karki ditunjuk sebagai Perdana Menteri Sementara dan disebut menandakan tumbuhnya kepercayaan ...

Renita Sukma . 16 September 2025

Penembak Aktivis Charlie Kirk Ditangkap Setelah 33 Jam Diburu

Tyler Robinson, pria 22 tahun dari Utah, berhasil ditangkap setelah buron 33 jam atas tuduhan membunuh aktivis konservatif Charlie Kirk

Renita Sukma . 14 September 2025

Setelah Penggerebekan Imigrasi AS, Pekerja Korea Selatan Dipulangkan

Sekitar 300 pekerja Korea Selatan akhirnya kembali ke negara setelah sempat ditahan oleh imigrasi AS.

Renita Sukma . 14 September 2025

Ada Tuntutan Bubarkan DPR, Secara Hukum Indonesia Bisa?

Tuntutan pembubaran DPR menggaung saat aksi demonstrasi 25 Agustus 2025. Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyebut hal itu secara hukum tid ...

Renita Sukma . 14 September 2025