Share

Stories 27 Juni 2023

Sejarah Aturan Track Limits MotoGP

Akhir pekan lalu, pembalap MotoGP dari Red Bull KTM, Brad Binder ketiban sial karena gagal podium akibat melanggar track limit. Aturan apa itu?

Pembalap KTM Brad Binder/ Istimewa

Context.id, JAKARTA - Pembahasan tentang aturan track limits pada ajang balap MotoGP kembali mengemuka karena pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Brad Binder tercatat dua kali kehilangan kesempatan naik podium pada rangkaian balapan seri Motul TT Assen, Belanda, akhir pekan lalu. 

Brad yang punya bekal paket motor kompetitif dan mampu menjadi pembalap non-Ducati tercepat, berhasil merangsek ke barisan depan pada sesi Sprint Race pada hari Sabtu (24/6/2023), maupun balapan utama pada hari Minggu (25/6/2023). Secara posisi finis, Brad menduduki posisi ke-3 dalam kedua balapan tersebut.

Sayangnya, pada sesi Sprint Race, Brad tiga kali melanggar aturan track limit dan terkena hukuman penalti 3 detik, sehingga terhitung turun peringkat ke posisi 5. Sementara pada Main Race, Brad yang menginjak track limit pada lap terakhir harus mendapatkan hukuman turun satu peringkat ke posisi 4. 

"Sejujurnya, aku bisa terima dengan situasi ini, tapi aku sangat merasa bersalah kepada jajaran tim. Kerja mereka sudah sangat hebat dan memberiku paket motor yang bisa melesat cepat pada sesi kualifikasi dan sangat bagus ketika start," ujarnya dalam keterangan di laman resmi KTM, dikutip Selasa (27/6/2023).

Brad pun mengakui bahwa bagaimanapun aturan harus dipatuhi, sehingga kendati dirinya hanya tipis saja menginjak zona hijau, hukuman track limit seperti tercantum dalam regulasi tetap harus ditegakkan.

"Kami harusnya bisa dapat dua podium [di Assen]. Aku tidak sadar apa yang telah kulakukan, ketika aku menginjak area track limit yang sama lagi [ketika balapan utama] pun aku tak sadar. Jadi maaf buat tim dan aku tetap melihat sisi positif bahwa motor kami sebenarnya kuat untuk menyambut pertarungan di barisan depan di Silverstone, Inggris pekan depan," tambahnya.

Aturan Track Limit

MotoGP tercatat mulai menerapkan era hukuman track limit secara lebih ketat sejak musim 2019. Sepanjang zona hijau, ditanam sensor yang akan mendeteksi apabila motor melampaui batas trek. 

Harapannya, tentu agar tidak ada pembalap yang memakai jalan pintas dan mendapatkan keuntungan dari menginjak aspal tambahan berwarna hijau tersebut.

Hukuman long lap penalty pun mulai diperkenalkan pada medio tersebut. Apabila seorang pembalap memacu motor sampai kedua rodanya menginjak track limit sebanyak lima kali, pembalap harus mengambil jalur tikungan tambahan yang bisa memakan waktu sekitar 3 detik.

Terkini, aturan track limit anyar kembali diperkenalkan pada musim ini. Pertama, saat ini satu roda melanggar track limit pun tetap akan dihitung sebagai pelanggaran.

Kedua, apabila pada lap pertama seorang pembalap terpaksa melanggar track limit karena alasan keamanan atau menghindari tabrakan, maka hukuman tidak diberikan, kecuali pembalap terkait dinilai mendapatkan keuntungan.

Ketiga, dalam sesi latihan dan kualifikasi, melanggar track limit masih akan otomatis membatalkan catatan waktu. Berikutnya, batas toleransi track limit adalah tiga kali pada sesi Sprint Race, sementara pada Main Race tetap lima kali.

Namun, bedanya, apabila pembalap melanggar track limit pada lap terakhir, maka hukumannya adalah turun satu posisi.

Sebelumnya, kebanyakan sirkuit mengisi zona hijau di luar trek dengan rumput atau kerikil, sehingga pembalap sendiri yang justru akan menghindari zona tersebut karena licin, membuat roda selip, atau membuat motor lebih pelan. Selain itu, pinggir trek pun dibuat tidak rata agar pembalap lebih berhati-hati.

Namun, kemajuan teknologi telah membuat motor MotoGP semakin cepat dari sebelumnya, sehingga aspal tambahan pada zona hijau dibutuhkan demi alasan keamanan. 

Ini juga didorong riwayat begitu banyak pembalap MotoGP yang cedera lebih parah karena terhempas di zona batu dan tanah pada kecepatan tinggi, karena kondisi ketika mencapai perbatasan antara aspal dan zona tersebut terlalu mendadak.

Selain itu, Valentino Rossi dan Marc Marquez sempat punya kemenangan ikonik karena mengambil 'jalan pintas' ketika menyalip lawan di dalam tikungan zona track limit non-aspal.

Ada juga beberapa trek di mana pembalap sengaja mengambil batas tikungan luar saat belum ada track limit, untuk mendapatkan akselerasi yang lebih cepat menuju tikungan selanjutnya, terutama ketika start.

Kala itu, karena mereka dianggap mengambil risiko tinggi, tidak ada hukuman buat mereka. Namun, apabila pada MotoGP era ini manuver semacam itu diperbolehkan, tentu akan sangat mengerikan dari sisi keamanan.

Tapi kendati dianggap lebih ideal dari sisi keamanan, era ketatnya aturan track limit bukan tanpa polemik. 

Pembalap pabrikan Yamaha berstatus Juara Dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo sempat geram karena gagal naik podium pada seri Emilia Romagna musim 2020, sebab ketahuan menginjak track limit secara tipis pada lap terakhir.

Hukuman turun satu posisi dianggap tidak adil oleh Fabio, karena selisih waktu dengan pembalap di belakangnya terlampau jauh.

Adapun, kisah sebaliknya terjadi pada duel antara Joan Mir dan Miguel Oliveira untuk memperebutkan posisi ke-2 pada seri GP Italia 2021. Kala itu, keduanya bersaing ketat di lap terakhir, sampai-sampai melanggar track limit secara bersamaan. 

Kendati panitia sempat merevisi keduanya dihukum turun satu peringkat, tetapi akhirnya tidak jadi. Sebab, pembalap di peringkat ke-4 ketika itu, Johann Zarco, terlampau jauh dengan jarak sekitar setengah detik, sehingga terbilang tidak adil kalau Zarco dihitung naik dua posisi.



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Thomas Mola

Stories 27 Juni 2023

Sejarah Aturan Track Limits MotoGP

Akhir pekan lalu, pembalap MotoGP dari Red Bull KTM, Brad Binder ketiban sial karena gagal podium akibat melanggar track limit. Aturan apa itu?

Pembalap KTM Brad Binder/ Istimewa

Context.id, JAKARTA - Pembahasan tentang aturan track limits pada ajang balap MotoGP kembali mengemuka karena pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Brad Binder tercatat dua kali kehilangan kesempatan naik podium pada rangkaian balapan seri Motul TT Assen, Belanda, akhir pekan lalu. 

Brad yang punya bekal paket motor kompetitif dan mampu menjadi pembalap non-Ducati tercepat, berhasil merangsek ke barisan depan pada sesi Sprint Race pada hari Sabtu (24/6/2023), maupun balapan utama pada hari Minggu (25/6/2023). Secara posisi finis, Brad menduduki posisi ke-3 dalam kedua balapan tersebut.

Sayangnya, pada sesi Sprint Race, Brad tiga kali melanggar aturan track limit dan terkena hukuman penalti 3 detik, sehingga terhitung turun peringkat ke posisi 5. Sementara pada Main Race, Brad yang menginjak track limit pada lap terakhir harus mendapatkan hukuman turun satu peringkat ke posisi 4. 

"Sejujurnya, aku bisa terima dengan situasi ini, tapi aku sangat merasa bersalah kepada jajaran tim. Kerja mereka sudah sangat hebat dan memberiku paket motor yang bisa melesat cepat pada sesi kualifikasi dan sangat bagus ketika start," ujarnya dalam keterangan di laman resmi KTM, dikutip Selasa (27/6/2023).

Brad pun mengakui bahwa bagaimanapun aturan harus dipatuhi, sehingga kendati dirinya hanya tipis saja menginjak zona hijau, hukuman track limit seperti tercantum dalam regulasi tetap harus ditegakkan.

"Kami harusnya bisa dapat dua podium [di Assen]. Aku tidak sadar apa yang telah kulakukan, ketika aku menginjak area track limit yang sama lagi [ketika balapan utama] pun aku tak sadar. Jadi maaf buat tim dan aku tetap melihat sisi positif bahwa motor kami sebenarnya kuat untuk menyambut pertarungan di barisan depan di Silverstone, Inggris pekan depan," tambahnya.

Aturan Track Limit

MotoGP tercatat mulai menerapkan era hukuman track limit secara lebih ketat sejak musim 2019. Sepanjang zona hijau, ditanam sensor yang akan mendeteksi apabila motor melampaui batas trek. 

Harapannya, tentu agar tidak ada pembalap yang memakai jalan pintas dan mendapatkan keuntungan dari menginjak aspal tambahan berwarna hijau tersebut.

Hukuman long lap penalty pun mulai diperkenalkan pada medio tersebut. Apabila seorang pembalap memacu motor sampai kedua rodanya menginjak track limit sebanyak lima kali, pembalap harus mengambil jalur tikungan tambahan yang bisa memakan waktu sekitar 3 detik.

Terkini, aturan track limit anyar kembali diperkenalkan pada musim ini. Pertama, saat ini satu roda melanggar track limit pun tetap akan dihitung sebagai pelanggaran.

Kedua, apabila pada lap pertama seorang pembalap terpaksa melanggar track limit karena alasan keamanan atau menghindari tabrakan, maka hukuman tidak diberikan, kecuali pembalap terkait dinilai mendapatkan keuntungan.

Ketiga, dalam sesi latihan dan kualifikasi, melanggar track limit masih akan otomatis membatalkan catatan waktu. Berikutnya, batas toleransi track limit adalah tiga kali pada sesi Sprint Race, sementara pada Main Race tetap lima kali.

Namun, bedanya, apabila pembalap melanggar track limit pada lap terakhir, maka hukumannya adalah turun satu posisi.

Sebelumnya, kebanyakan sirkuit mengisi zona hijau di luar trek dengan rumput atau kerikil, sehingga pembalap sendiri yang justru akan menghindari zona tersebut karena licin, membuat roda selip, atau membuat motor lebih pelan. Selain itu, pinggir trek pun dibuat tidak rata agar pembalap lebih berhati-hati.

Namun, kemajuan teknologi telah membuat motor MotoGP semakin cepat dari sebelumnya, sehingga aspal tambahan pada zona hijau dibutuhkan demi alasan keamanan. 

Ini juga didorong riwayat begitu banyak pembalap MotoGP yang cedera lebih parah karena terhempas di zona batu dan tanah pada kecepatan tinggi, karena kondisi ketika mencapai perbatasan antara aspal dan zona tersebut terlalu mendadak.

Selain itu, Valentino Rossi dan Marc Marquez sempat punya kemenangan ikonik karena mengambil 'jalan pintas' ketika menyalip lawan di dalam tikungan zona track limit non-aspal.

Ada juga beberapa trek di mana pembalap sengaja mengambil batas tikungan luar saat belum ada track limit, untuk mendapatkan akselerasi yang lebih cepat menuju tikungan selanjutnya, terutama ketika start.

Kala itu, karena mereka dianggap mengambil risiko tinggi, tidak ada hukuman buat mereka. Namun, apabila pada MotoGP era ini manuver semacam itu diperbolehkan, tentu akan sangat mengerikan dari sisi keamanan.

Tapi kendati dianggap lebih ideal dari sisi keamanan, era ketatnya aturan track limit bukan tanpa polemik. 

Pembalap pabrikan Yamaha berstatus Juara Dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo sempat geram karena gagal naik podium pada seri Emilia Romagna musim 2020, sebab ketahuan menginjak track limit secara tipis pada lap terakhir.

Hukuman turun satu posisi dianggap tidak adil oleh Fabio, karena selisih waktu dengan pembalap di belakangnya terlampau jauh.

Adapun, kisah sebaliknya terjadi pada duel antara Joan Mir dan Miguel Oliveira untuk memperebutkan posisi ke-2 pada seri GP Italia 2021. Kala itu, keduanya bersaing ketat di lap terakhir, sampai-sampai melanggar track limit secara bersamaan. 

Kendati panitia sempat merevisi keduanya dihukum turun satu peringkat, tetapi akhirnya tidak jadi. Sebab, pembalap di peringkat ke-4 ketika itu, Johann Zarco, terlampau jauh dengan jarak sekitar setengah detik, sehingga terbilang tidak adil kalau Zarco dihitung naik dua posisi.



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Thomas Mola


RELATED ARTICLES

Siapakah Kim Keon-hee, ‘Lady Macbeth’ Korea Selatan?

Saat suaminya, Presiden Yoon Suk-yeol, dimakzulkan oleh parlemen, banyak yang menyalahkan Kim atas kejatuhan politik sang presiden

Context.id . 20 December 2024

Badan Antariksa Eropa Membuat Gerhana Matahari Buatan, Untuk Apa?

Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncurkan Proba-3, wahana luar angkasa yang bertujuan menciptakan gerhana matahari buatan

Context.id . 20 December 2024

Harta Karun Tersembunyi di Hutan Afrika

Rumah bagi keanekaragaman hayati dan penyerap karbon yang tak ternilai

Context.id . 20 December 2024

Jepang dan India Kembangkan Satelit Laser Atasi Sampah Luar Angkasa

Sistem laser akan menghentikan perputaran sampah antariksa dan mengecilkannya sehingga pesawat perbaikan bisa menangkapnya

Context.id . 20 December 2024