Stories - 16 June 2023

Bukan DKI, Ini Daerah Pengguna Ponsel Pintar Terbanyak

Pengguna ponsel pintar tumbuh subur di Indonesia, namun infrastruktur masih belum memadai


Pengunjung berada di gerai ponsel pintar di sebuah pusat perbelanjaan, di Jakarta, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Context.id - JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa lebih dari 50 persen penduduk Indonesia sudah menggunakan ponsel pintar sepanjang tahun 2022 kemarin.

BPS mencatat ada sebanyak 67,88 persen penduduk Indonesia yang sudah memakai ponsel pintar, bahkan sejak menginjak usia 5 tahun sudah diberikan ponsel pintar. Angka itu meningkat jika dibandingkan pada tahun 2021, pengguna ponsel pintar ada sebanyak 65,87 persen.

Jika ditinjau dari sebaran wilayah, pengguna ponsel pintar paling banyak sepanjang tahun 2022 kemarin ada di wilayah Kalimantan Timur yaitu 82,37 persen.

Nomor urut kedua ada di wilayah DKI Jakarta sebanyak 82,27 persen. Kemudian, nomor urut tiga ada di wilayah Kepulauan Riau ada sebanyak 79,88 persen. Nomor urut keempat pengguna ponsel pintar paling banyak ada di wilayah Kalimantan Utara sebanyak 78,62 persen, nomor urut kelima yaitu Riau sebanyak 73,47 persen pengguna ponsel pintar.

Sementara itu, pengguna ponsel pintar yang paling sedikit yaitu ada di wilayah Papua sekitar 35,33 persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 52,73 persen, Sulawesi Barat 61,07 persen, Nusa Tenggara Barat (NTB) sekitar 61,11 persen dan terakhir di wilayah Maluku Utara sebanyak 61,58 persen.

Jika ditinjau dari sisi gender, pengguna ponsel di Indonesia didominasi oleh kaum pria yaitu sebanyak 72,76 persen, sementara itu wanita yang menggunakan ponsel pintar ada sekitar 62,91 persen.

Meningkatnya pengguna ponsel pintar di Indonesia, menurut data BPS disebabkan oleh penetrasi Internet dan media sosial serta permainan daring yang semakin massif di Indonesia.

Meskipun pengguna ponsel semakin banyak di Indonesia, namun akses teknologi dan informasi masih belum stabil di beberapa wilayah tertentu, terutama di wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T).


Penulis : Sholahuddin Ayyubi

Editor   : Puput Ady

MORE  STORIES

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id | 29-10-2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id | 29-10-2024

Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech

Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak

Context.id | 28-10-2024

Dari Barak ke Ruang Rapat: Sepak Terjang Lulusan Akmil dan Akpol

Para perwira lulusan Akmil dan Akpol memiliki keterampilan kepemimpinan yang berharga untuk dunia bisnis dan pemerintahan.

Context.id | 28-10-2024