Share

Home Stories

Stories 22 April 2022

Indonesia Mau Ekspor Listrik ke Singapura?

Bagaimana kalau suatu negara kehabisan listrik? Inilah yang sedang ditakutkan Singapura.

Context.id, JAKARTA - Beberapa waktu lalu pas lagi ujian daring tiba-tiba listrik rumah saya mati. Otomatis lampu, komputer, dan wifi juga ikut mati. Dalam hati, habislah saya.

Akhirnya coba menghubungi pengawas tapi hasilnya nihil. Kebetulan sinyal seluler di rumah juga gak begitu bagus.
Beruntungnya, gak lama kemudian, listrik kembali menyala. Setelah menghubungi pengawas, saya dikasih kesempatan untuk menyelesaikan ujian.

Kejadian ini saya ceritakan ke teman-teman, karena menurut saya Jakarta cukup jarang ada pemadaman listrik. Dan ternyata mereka punya kisahnya masing-masing terkait listrik mati.

Di Bekasi, listrik mati sudah jadi hal yang biasa. Rasanya hampir tiap bulan ada pemadaman listrik. Begitupun dengan Tangerang, Bogor, dan Depok.

Dilansir dari Antara, ternyata masih banyak wilayah Indonesia yang sering mati listrik, seperti Karawang, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Dari sini saya kepikiran, bagaimana kalau suatu negara sampai kehabisan listrik? Gak kebayang kalau kita harus melewati hari demi hari dengan kondisi gelap gulita.

Inilah yang sedang ditakutkan Singapura.

Singapura memang memiliki PDB tertinggi ketujuh di dunia. Tapi, dengan luas wilayah yang cukup mini, Singapura mengalami kendala perihal sumber daya alam (SDA).

Tak heran, listrik Singapura dihasilkan dari gas alam yang diimpor dari negara-negara tetangganya, seperti Indonesia dan Malaysia.

Sayangnya pada 2021 kemarin, Singapura krisis listrik. Harga gas alam meningkat secara drastis akibat Covid-19 dan cuaca. Apesnya lagi, pemasok Sembcorp yang bekerjasama dengan Pertamina dan menempati 38% dari keseluruhan pasokan gas alam Singapura yang diambil dari wilayah Natuna juga mengalami masalah produksi. Tak heran, tiga perusahaan listrik Singapura memutuskan gulung tikar.

Menariknya, di saat Singapura lagi sekarat, Indonesia hadir bak pahlawan yang siap mengekspor listrik ke negari singa itu.

Angkanya gak main-main. Indonesia akan transfer listrik HVAC hingga 600 MW dan listrik HVDC sebesar 1200 MW. Alasannya, pasokan listrik yang melimpah dan akan adanya over supply karena sedang dibangun mega proyek pembangkit listrik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Arifin Tasrif dan Menteri Ketua Perdagangan dan Industri Singapura, Tan See Leng juga telah melakukan perjanjian kerjasama pada 21 Januari 2022.

Apakah potensi besar Indonesia ini bisa tersalurkan dengan baik? Let’s see!

 

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 22 April 2022

Indonesia Mau Ekspor Listrik ke Singapura?

Bagaimana kalau suatu negara kehabisan listrik? Inilah yang sedang ditakutkan Singapura.

Context.id, JAKARTA - Beberapa waktu lalu pas lagi ujian daring tiba-tiba listrik rumah saya mati. Otomatis lampu, komputer, dan wifi juga ikut mati. Dalam hati, habislah saya.

Akhirnya coba menghubungi pengawas tapi hasilnya nihil. Kebetulan sinyal seluler di rumah juga gak begitu bagus.
Beruntungnya, gak lama kemudian, listrik kembali menyala. Setelah menghubungi pengawas, saya dikasih kesempatan untuk menyelesaikan ujian.

Kejadian ini saya ceritakan ke teman-teman, karena menurut saya Jakarta cukup jarang ada pemadaman listrik. Dan ternyata mereka punya kisahnya masing-masing terkait listrik mati.

Di Bekasi, listrik mati sudah jadi hal yang biasa. Rasanya hampir tiap bulan ada pemadaman listrik. Begitupun dengan Tangerang, Bogor, dan Depok.

Dilansir dari Antara, ternyata masih banyak wilayah Indonesia yang sering mati listrik, seperti Karawang, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Dari sini saya kepikiran, bagaimana kalau suatu negara sampai kehabisan listrik? Gak kebayang kalau kita harus melewati hari demi hari dengan kondisi gelap gulita.

Inilah yang sedang ditakutkan Singapura.

Singapura memang memiliki PDB tertinggi ketujuh di dunia. Tapi, dengan luas wilayah yang cukup mini, Singapura mengalami kendala perihal sumber daya alam (SDA).

Tak heran, listrik Singapura dihasilkan dari gas alam yang diimpor dari negara-negara tetangganya, seperti Indonesia dan Malaysia.

Sayangnya pada 2021 kemarin, Singapura krisis listrik. Harga gas alam meningkat secara drastis akibat Covid-19 dan cuaca. Apesnya lagi, pemasok Sembcorp yang bekerjasama dengan Pertamina dan menempati 38% dari keseluruhan pasokan gas alam Singapura yang diambil dari wilayah Natuna juga mengalami masalah produksi. Tak heran, tiga perusahaan listrik Singapura memutuskan gulung tikar.

Menariknya, di saat Singapura lagi sekarat, Indonesia hadir bak pahlawan yang siap mengekspor listrik ke negari singa itu.

Angkanya gak main-main. Indonesia akan transfer listrik HVAC hingga 600 MW dan listrik HVDC sebesar 1200 MW. Alasannya, pasokan listrik yang melimpah dan akan adanya over supply karena sedang dibangun mega proyek pembangkit listrik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Arifin Tasrif dan Menteri Ketua Perdagangan dan Industri Singapura, Tan See Leng juga telah melakukan perjanjian kerjasama pada 21 Januari 2022.

Apakah potensi besar Indonesia ini bisa tersalurkan dengan baik? Let’s see!

 

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Renita Sukma . 11 July 2025

Tarif Jadi Senjata Trump Jegal China di Panggung Global

Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk menghambat China dalam rantai pasok global

Renita Sukma . 11 July 2025

Ancaman Tarif Trump untuk 14 Negara, Indonesia Kena!

Negara-negara ini akan menghadapi tarif baru jika gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan

Noviarizal Fernandez . 10 July 2025

Google Veo 3 Bisa Bikin Video dari Satu Gambar

Google Veo 3 punya kemampuan mengintegrasikan video dan audio AI secara mulus, sebuah terobosan teknis yang membuka jalan baru bagi pembuatan film ...

Renita Sukma . 10 July 2025