Stories - 31 May 2023
Ini Cara Cegah Serangan Siber dari Insider Threat
Serangan siber dari insider theat harus menjadi perhatian setiap manajemen perusahaan.
![](https://context.id/images-data/2023/05/31/hacker.jpg)
Context.id, JAKARTA - Saat ini, serangan siber yang berasal dari internal perusahaan atau akrab disebut insider threat harus menjadi perhatian di lingkaran manajemen perusahaan.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menjelaskan bahwa setiap bos perusahaan perlu memperhatikan insider threat, karena secara umum tidak ada sistem keamanan yang 100 persen bisa melindungi sistem yang dijaganya.
Nah, insider threat bisa menambah risiko tersebut. Pasalnya, serangan siber ini lebih sulit dideteksi oleh perangkat pengawas dan pengaman, karena pelaku bisa mematikan sistem pengawas dan pengaman serangan terlebih dahulu sebelum beraksi.
"Terlebih, perkembangan serangan siber sendiri saat ini semakin canggih dan banyak perubahan variasi malware yang beredar. Sehingga hal ini juga menyulitkan untuk dideteksi," ujarnya ketika dihubungi, Rabu (31/5/2023).
Secara umum, insider threat juga bisa dilakukan oleh karyawan atau mantan karyawan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Motifnya pun bermacam-macam, mulai dari sakit hati, adanya aksi hacktivist yang secara spesifik mencari celah kerentanan suatu sistem, melihat celah keuntungan finansial, atau menggelar aksi spionase untuk dijual ke kompetitor.
"Oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan kebijakan dan standar keamanan yang ketat terhadap para staf atas kontrol ke akses informasi sensitif dan sistem penting. Selain itu, tentu harus digelar juga pelatihan keamanan untuk semua staf, agar mereka menyadari pentingnya menjaga keamanan informasi dan mengenali tanda-tanda ancaman insider," tambahnya.
Selain itu, Pratama mengingatkan agar setiap perusahaan jangan lupa menerapkan prosedur off-boarding saat ada seorang karyawan mengundurkan diri atau diberhentikan.
Kepada setiap mantan karyawan, harus dihapus segala akses ke sistem perusahaan yang dahulu dimilikinya. Sehingga potensi serangan dari mereka menurun, setidaknya dari sisi akses yang pernah mereka miliki.
Terakhir, lembaga serta korporasi di Indonesia juga harus menjalin kerjasama yang lebih erat dengan BSSN, Intelijen Siber BIN, serta Kominfo karena ketiga lembaga tersebut dapat memberikan asistensi untuk melakukan audit dan forensik digital pada saat terjadi serangan siber, serta membantu proses pemulihan jika dibutuhkan.
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Thomas Mola
MORE STORIES
![](https://context.id/images-data/2024/07/26/likuiditas.jpg)
Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?
Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo
Noviarizal Fernandez | 26-07-2024
![](https://context.id/images-data/2024/07/26/inuit.jpg)
Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur
Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi
Context.id | 26-07-2024
![](https://context.id/images-data/2024/07/26/kekerasan seksual.jpg)
Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE
Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual
Noviarizal Fernandez | 26-07-2024
![](https://context.id/images-data/2024/07/25/pengawet makanan.jpg)
Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan
Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM
Noviarizal Fernandez | 25-07-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context