Stories - 31 May 2023

Kristen Muhammadiyah Berkaitan Secara Teologis?

Kristen-Muhammadiyah tidak berkaitan dengan teologis melainkan sosiologis


Bedah buku Kristen Muhammadiyah/ Istimewa

Context.id, JAKARTA --Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menegaskan istilah Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) yang sempat viral di media sosial tidak ada kaitannya dengan penggabungan akidah antara Muhammadiyah dan Kristen.

Istilah Kristen Muhammadiyah ternyata merujuk pada kedekatan warga beragama Kristen dengan gerakan pendidikan yang dilakukan oleh Muhammadiyah atau simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen.

Pasalnya, Muhammadiyah belakangan ini tengah fokus mengejar sektor pendidikan di seluruh Indonesia mulai dari pendidikan TK hingga Universitas. Dilansir dari dikdasmenppmuhammadiyah.org, sekolah Muhammadiyah pertama kali didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan bertema Sekolah Agama Modern yang dinamakan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) pada 1 Desember 1911.

Jumlah sekolah yang telah dibangun Muhammadiyah hingga saat ini telah mencapai ribuan. Mulai dari sekolah TK (Taman Kanak-kanak) dan TPQ (Taman Pendidikan Al Quran) yang jumlahnya mencapai 4623. 

Kemudian terdapat SD, SMP, SMA dan SMK yang jumlah totalnya mencapai 3.334 sekolah yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Rinciannya, Sekolah Dasar (SD) ada sebanyak 1094, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1128, Sekolah Menengah Atas (SMA) 558, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 554.

Dari data tersebut wilayah paling banyak dibangun sekolah oleh Muhammadiyah adalah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 719 sekolah. 

Untuk Perguruan Tinggi, Muhammadiyah telah membangun sebanyak 174 sekolah, termasuk milik Aisyiyah dengan rincian Akademi sebanyak 18, Politeknik 4, Institut ada 5, Sekolah Tinggi ada 99, Universitas ada 48 Jika dijumlah seluruh sekolah yang telah dibangun Muhammadiyah mulai dari TK sampai dengan tingkat Universitas adalah sebanyak 8.676 sekolah.

Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal menceritakan pengalaman pribadinya ketika memberikan materi dalam acara orientasi studi di beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) kawasan timur Indonesia, Fathur menjelaskan, bahwa PTM di sana lebih banyak diisi oleh anak-anak non-muslim, bahkan mahasiswa muslimnya terkadang hanya 10 persen.

Alasan banyaknya mahasiswa non muslim yang menjadi simpatisan Muhammadiyah yaitu karena merasa nyaman dengan ajaran Muhammadiyah yang toleran, tidak ada intimidasi, pemaksaan maupun bully.

Banyaknya simpatisan Muhammadiyah yang berasal dari kalangan non muslim tersebut juga sudah lama ada tetapi belakangan baru ramai menjadi perbincangan warganet. Padahal hal tersebut bukanlah berkaitan dengan teologis, melainkan sosiologis, sehingga diharapkan tidak ada masyarakat yang baper hingga emosi dengan peristiwa tersebut.


Penulis : Sholahuddin Ayyubi

Editor   : Thomas Mola

MORE  STORIES

Pengguna Mobil Apa yang Paling Pintar di Jalanan?

Pernah kesal dengan perilaku berkendara sebagian pengemudi mobil dengan brand tertentu? Ini riset yang mengkorelasikan brand mobil yang dikendarai ...

Fahri N. Muharom | 07-09-2024

Bagaimana Sepak Bola Tunanetra Dimainkan?

Atlet sepak bola tunanetra sangat hebat dalam menggunakan kesadaran ruang dan mampu memadukan kecepatan serta teknik bermain

Context.id | 06-09-2024

Nyetir Lebih dari Dua Jam Bisa Bikin Makin Bodoh?

Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa mengemudi lebih dari dua jam sehari bisa menurunkan daya otak seseorang.

Naufal Jauhar Nazhif | 06-09-2024

Saat Hewan Ditugaskan Menjadi James Bond

Penggunaan hewan dalam kegiatan militer telah berlangsung selama bertahun-tahun baik itu untuk kegiatan mata-mata atau untuk penyerangan.

Context.id | 05-09-2024