Stories - 22 May 2023
Yang Muda yang Ber-Credit Union
Pemerintah ingin meningkatkan semangat kewirausahaan kalangan muda, dengan tujuan menumbuhan perekonomian dan Credit Union menjadi sarananya.
Context.id, JAKARTA - Pemerintah terus mendorong kewirausahaan dengan tujuan untuk menumbuhkan perekonomian. Salah satu tantangan kewirausahaan yang umumnya dialami anak muda ialah akses permodalan.
Saat ini, ada begitu banyak saluran untuk mendapatkan modal mulai dari dunia perbankan hingga teknologi finansial (tekfin) seperti pinjaman daring. Dari beragam pilihan itu, ada pula Credit Union (CU) yang bisa menjadi pilihan karena memiliki sejumlah keringanan dan manfaat lainnya.
Parulian Indarto adalah satu dari sekian banyak generasi muda yang bergabung dalam credit union, tepatnya Credit Union Krida Raharja yang berpusat di Jawa Tengah.
Pemuda berusia 22 tahun asal Klaten, Jawa Tengah ini menuturkan, lembaga tersebut tidak hanya berbicara tentang menabung dan meminjam, tetapi ada nila-nilai lain, termasuk pendidikan literasi keuangan yang memberikan pemahaman baru baginya dalam mengelola keuangan.
“Kita dilatih untuk mengenal aset, dan mengelola demi meningkatkan taraf hidup kita,” tuturnya, Senin (22/5/2023).
Sementara itu, terkait pinjaman, menurutnya salah satu hal positif dari Credit Union adalah tidak adanya penalti jika melunasi pinjaman lebih cepat dari tenor yang disepakati. Dari sisi balas jasa pinjaman pun dihitung menurun alias tidak flat, seiring dengan semakin mengecilnya pokok pinjaman.
Tentu masih banyak yang bingung memahami apa itu CU. Menurut Prima Sulistya dan Dewi Widyastuti dalam buku Ketika Orang Miskin Takut ke Bank, di Indonesia, gerakan ini berbadan hukum koperasi persisnya koperasi kredit.
Namun, CU memiliki koordinasi organisasi dari level primer hingga dewan CU internasional. Selain itu, CU memiliki filosofi khasnya yakni swadaya, solidaritas kerja sama dan saling percaya serta pendidikan. Filosofi itu terwujudkan dalam produk pelayanan yang berkaitan dengan simpan pinjam, pendidikan dan iuran solidaritas.
Swadaya bermakna, segala dana yang diedarkan berasal dari tabungan para anggota. CU tidak diperbolehkan mengakses dana dari luar untuk menjalankan roda bisnisnya. Dengan demikian, tentu saja para anggota merupakan pemilik dari lembaga tersebut.
Pelayanan peminjaman pun hanya ditujukan kepada anggota. Haram namanya meminjamkan uang kepada pihak yang bukan anggota. Selain itu, karena dana yang dipinjam adalah milik bersama, diharapkan agar bisa dikembalikan dengan tepat waktu.
Masuk CU sama seperti belajar menabung karena hal tersebut adalah poin utama yang ditekankan kepada anggota. Praktiknya, untuk bisa mengakses pinjaman, seseorang harus menabung terlebih dahulu.
Di sinilah terjadi perubahan pola pikir karena pada umumnya menabung tidak dianggap penting alias bukan prioritas. Biasanya orang menabungkan uang sisa belanja. Artinya, pendapatan sekian, kemudian dibelanjakan sekian, jika ada sisa baru ditabungkan. Akibatnya, menabung bukan menjadi sesuatu yang terencana.
Adapun filosofi lainnya adalah solidaritas. Tidak hanya berurusan dengan menabung dan meminjam, CU juga mengajar kepedulian sesama anggota dalam bentuk skema iuran solidaritas untuk meringankan beban anggota lain apabila terkena musibah.
Yang umum ada di CU ialah dua jenis iuran solidaritas, yakni kesehatan dan kematian yang dibayarkan sekali setahun. Mekanisme solidaritas ini pernah disalahpahami oleh pihak kepolisian di Kalimantan Barat yang mengira CU telah menjalankan praktik asuransi.
Sedangkan filosofi pendidikan adalah elemen penting yang membedakan CU dan koperasi kredit lainya dan bank sebagai sesama lembaga keuangan.
Tujuan pendidikan untuk melahirkan kesadaran mengenai masalah yang membuat perkembangan diri individu stagnan, sadar mengenai masalah ekonomi dan sosial di masyarakat dan sadar mengapa harus bersolidaritas dengan sesama komunitas masyarakat dalam CU.
Dengan pendidikan, diharapkan anggota menjadi ideologis dan aktif, mengerti untuk apa bergabung dengan CU dan tahu fungsi simpan pinjam di CU.
CU umumnya menerapkan tiga jenis pendidikan yakni pendidikan dasar berupa analisis sosial, sejarah CU, motivasi termasuk literasi keuangan dan penyegaran.
Wilfrid Zenobius, anggota Credit Union Bererod Gratia (CUBG) yang berbasis di Jabodetabek mengakui pentingnya pendidikan seperti literasi keuangan.
“Salah satu yang dipelajari adalah neraca keuangan. Ini penting karena selama ini kita tidak sadar pendapatan kita habis begitu saja. Ada teknik mengatur uang. Hal penting lainnya adalah menghitung aset-aset yang kadang kecil tapi sebenarnya berharga,” ucapnya.
Sementara aktivis koperasi Suroto, pernah mengungkapkan bahwa anak-anak muda hebat telah membangun koperasi kredit atau Credit Union di seluruh Indonesia yang beranggotakan 3 juta lebih dan telah mampu mengumpulkan kekuatan kemandirian modal hingga Rp36 triliun.
Karena itu, kaum muda perlu mempertimbangkan bergabung dalam gerakan CU dan koperasi pada umumnya,menggunakan kendaraan CU untuk menciptakan usahanya sendiri.
Penulis : Noviarizal Fernandez
Editor : Thomas Mola
MORE STORIES
Di Tengah Perang dan Pengungsian: Mengapa Warga Palestina Tak Mau Pergi?
Warga Palestina tetap bertahan di tengah perang karena keterikatan emosional terhadap tanah, identitas budaya, serta harapan akan masa depan yang ...
Context.id | 09-10-2024
Dua Pelopor Kecerdasan Buatan (AI) Raih Nobel Fisika 2024
Dua pelopor kecerdasan buatan (AI) menerima Nobel Fisika 2024 sebagai pengakuan atas kontribusi inovatif mereka dalam mengubah pemahaman kita tent ...
Context.id | 09-10-2024
Kembalinya Pedagang Maut Viktor Bout ke Perdagangan Senjata Global
Kembalinya Viktor Bout menggambarkan perjalanan kontroversialnya dari penjara menuju kembali terlibat dalam perdagangan senjata global yang komple ...
Context.id | 09-10-2024
Krisis Air Global, Tahun-tahun Terkering dalam Tiga Dekade
Krisis air global selama tiga dekade terakhir disebabkan oleh perubahan iklim dan pengelolaan yang buruk, berdampak pada lingkungan, sosial, dan e ...
Naufal Jauhar Nazhif | 09-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context