Sejarah Trem Hindia Belanda, Bikin Kuda Tersiksa!
Pada 1869, untuk pertama kalinya di dunia, Belanda membuat trem yang ditarik dengan kuda di Hindia Belanda.
Context.id, JAKARTA - Pada 1869, untuk pertama kalinya di dunia, Belanda membuat trem yang ditarik dengan kuda di Hindia-Belanda. Namun karena dianggap tidak optimal, kuda-kuda inipun diganti dengan mesin uap.
Hal inipun terjadi hingga 1900an, sampai listrik ditemukan dan muncullah trem tenaga listrik. Menariknya, sejak itu, trem terus digunakan, pada masa Hindia Belanda, Jepang, bahkan hingga Indonesia merdeka. Sayangnya, setelah itu, kendaraan BBM sudah mulai marak dan lebih nyaman karena itulah pamor trem sudah mulai redup.
Lalu, akibat pula kepentingan politik, Presiden Sukarno akhirnya menghapus keberadaan trem, yang sudah berdiri sejak 100 tahun silam. Sementara jalur tremnya pun ditimbun dengan aspal.
Lalu, 65 tahun kemudian karena mudahnya membeli mobil, mobilisasi saat ini justru semakin sulit, karena macet. Oleh karena itu transportasi umum kembali digunakan untuk mengurai kemacetan, terutama pada jam-jam padat.
Begitupula alasan MRT Jakarta hadir dan mengekspansi jangkauannya. Menariknya, pada saat penggalian MRT di fase 2A, ditemukanlah rel kereta listrik pada era Hindia-Belanda dan rel tersebut kini disimpan oleh PPD (Pengangkutan Penumpang Djakarta).
RELATED ARTICLES
Sejarah Trem Hindia Belanda, Bikin Kuda Tersiksa!
Pada 1869, untuk pertama kalinya di dunia, Belanda membuat trem yang ditarik dengan kuda di Hindia Belanda.
Context.id, JAKARTA - Pada 1869, untuk pertama kalinya di dunia, Belanda membuat trem yang ditarik dengan kuda di Hindia-Belanda. Namun karena dianggap tidak optimal, kuda-kuda inipun diganti dengan mesin uap.
Hal inipun terjadi hingga 1900an, sampai listrik ditemukan dan muncullah trem tenaga listrik. Menariknya, sejak itu, trem terus digunakan, pada masa Hindia Belanda, Jepang, bahkan hingga Indonesia merdeka. Sayangnya, setelah itu, kendaraan BBM sudah mulai marak dan lebih nyaman karena itulah pamor trem sudah mulai redup.
Lalu, akibat pula kepentingan politik, Presiden Sukarno akhirnya menghapus keberadaan trem, yang sudah berdiri sejak 100 tahun silam. Sementara jalur tremnya pun ditimbun dengan aspal.
Lalu, 65 tahun kemudian karena mudahnya membeli mobil, mobilisasi saat ini justru semakin sulit, karena macet. Oleh karena itu transportasi umum kembali digunakan untuk mengurai kemacetan, terutama pada jam-jam padat.
Begitupula alasan MRT Jakarta hadir dan mengekspansi jangkauannya. Menariknya, pada saat penggalian MRT di fase 2A, ditemukanlah rel kereta listrik pada era Hindia-Belanda dan rel tersebut kini disimpan oleh PPD (Pengangkutan Penumpang Djakarta).
POPULAR
RELATED ARTICLES