Share

Home Unfold

Unfold 26 Juli 2022

Regulasi Head to Head yang Bikin Timnas Indonesia Rugi

Indonesia berhasil mengalahkan Myanmar di Piala AFF U-19. Tapi kok Indonesia enggak masuk ke babak selanjutnya? Ini semua akibat regulasi head to head

Context, JAKARTA - Aturan head-to-head merupakan sistem yang sudah digunakan FIFA sejak piala dunia 1970. Tujuan dari salah satu regulasi dalam sepak bola ini adalah sebagai penentu pemenang dari sejumlah tim dengan poin yang sama.

Sederhananya, jika dalam suatu kompetisi ada beberapa tim dengan poin yang sama, maka yang akan dihitung adalah produktivitas gol dan hasil pertandingan saat beberapa tim tersebut saling bertemu satu sama lain.

Sebagai contoh, jika tim A menang dua kali melawan tim B secara home-away, namun di akhir kompetisi atau babak penyisihan grup memiliki poin yang sama, maka tim B yang akan kalah head-to-head. Namun jika dua pertandingan home-away yang dilakukan seri, maka tim dengan produktivitas gol paling banyak saat saling bertanding lah yang akan menjadi pemenang.

Contoh lainnya, dalam fase grup Piala AFF U-19 2022 lalu, Timnas Indonesia bermain imbang 0-0 dengan Vietnam dan Thailand. Sedangkan saat Vietnam dan Thailand bertemu, mereka bermain imbang dengan skor 1-1.

Di akhir kompetisi, poin antara Indonesia, Vietnam dan Thailand sama. Namun saat saling bertemu, Indonesia gagal mencetak gol melawan 2 negara tersebut. Sedangkan Thailand dan Vietnam sama-sama berhasil mencetak 1 gol. Maka, jumlah gol vietnam dan Thailand lebih banyak, dan hasilnya dua negara tersebut yang lolos sesuai regulasi head-to-head.

Penerapannya yang tidak tepat, membuat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan pelatih Timnas Indonesia U-19 Shin Tae-yong saat itu merasa dirugikan. Bahkan, ia mengatakan jika peraturan tersebut sudah kuno. Faktanya, regulasi head-to-head memang sudah jarang dipakai. Meskipun begitu beberapa kompetisi dan liga besar di dunia masih menggunakan regulasi ini.


Unfold 26 Juli 2022

Regulasi Head to Head yang Bikin Timnas Indonesia Rugi

Indonesia berhasil mengalahkan Myanmar di Piala AFF U-19. Tapi kok Indonesia enggak masuk ke babak selanjutnya? Ini semua akibat regulasi head to head

Context, JAKARTA - Aturan head-to-head merupakan sistem yang sudah digunakan FIFA sejak piala dunia 1970. Tujuan dari salah satu regulasi dalam sepak bola ini adalah sebagai penentu pemenang dari sejumlah tim dengan poin yang sama.

Sederhananya, jika dalam suatu kompetisi ada beberapa tim dengan poin yang sama, maka yang akan dihitung adalah produktivitas gol dan hasil pertandingan saat beberapa tim tersebut saling bertemu satu sama lain.

Sebagai contoh, jika tim A menang dua kali melawan tim B secara home-away, namun di akhir kompetisi atau babak penyisihan grup memiliki poin yang sama, maka tim B yang akan kalah head-to-head. Namun jika dua pertandingan home-away yang dilakukan seri, maka tim dengan produktivitas gol paling banyak saat saling bertanding lah yang akan menjadi pemenang.

Contoh lainnya, dalam fase grup Piala AFF U-19 2022 lalu, Timnas Indonesia bermain imbang 0-0 dengan Vietnam dan Thailand. Sedangkan saat Vietnam dan Thailand bertemu, mereka bermain imbang dengan skor 1-1.

Di akhir kompetisi, poin antara Indonesia, Vietnam dan Thailand sama. Namun saat saling bertemu, Indonesia gagal mencetak gol melawan 2 negara tersebut. Sedangkan Thailand dan Vietnam sama-sama berhasil mencetak 1 gol. Maka, jumlah gol vietnam dan Thailand lebih banyak, dan hasilnya dua negara tersebut yang lolos sesuai regulasi head-to-head.

Penerapannya yang tidak tepat, membuat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan pelatih Timnas Indonesia U-19 Shin Tae-yong saat itu merasa dirugikan. Bahkan, ia mengatakan jika peraturan tersebut sudah kuno. Faktanya, regulasi head-to-head memang sudah jarang dipakai. Meskipun begitu beberapa kompetisi dan liga besar di dunia masih menggunakan regulasi ini.



RELATED ARTICLES

Raja Ampat, Antara Surga dan Sekop Tambang

Raja Ampat, surga keanekaragaman hayati dunia, terancam menjadi kawasan industri tambang nikel yang seringkali menyisakan kerusakan ekologis.

Renita Sukma . 18 June 2025

Pekerja Indonesia Numpuk di Jepang, Sinyal Bagus atau Buruk?

Tingginya minat terhadap pekerja asing seperti dari Indonesia berkaitan erat dengan krisis demografi yang dialami Jepang

Renita Sukma . 13 June 2025

Mengapa Sejarah Indonesia Perlu Direvisi?

Dari mitos penjajahan 350 tahun hingga pertarungan narasi masa depan

Naufal Jauhar Nazhif . 05 June 2025

Dampak Tersembunyi Militer, Menghancurkan Sekaligus Mencemari Bumi

Sedikit yang tahu setiap ledakan bom, pelatihan militer dan bahkan keberadaan pangkalan militer menghasilkan emisi gas rumah kaca yang besar.

Naufal Jauhar Nazhif . 03 June 2025