Rock Is Back!? Saatnya Suara Gelegar Kembali Merajai Tangga Lagu
Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop
Context.id, JAKARTA - Telinga Anda sudah jarang sekali dimanjakan oleh raungan distorsi gitar yang menggelegar dalam musik-musik populer saat ini. Ya bagaimana tidak, coba deh dengarkan lagu-lagu hits di berbagai platform musik atau tangga lagu, didominasi oleh pop, rap, bahkan country.
Seolah-olah, gemuruh musik rock yang dulu begitu berjaya kini meredup. Apa benar musik rock sudah mati?
Mari kita intip chart Billboard minggu pertama Juli 2025. Nama-nama seperti Alex Warren, Sabrina Carpenter, hingga kolaborasi Lady Gaga dan Bruno Mars mendominasi posisi teratas. Lagu rock? Hampir tak ada di daftar!
Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop. Ini cukup mengejutkan, mengingat betapa besarnya pengaruh musik rock di masa lalu.
Sebelum tahun 2000-an, panggung musik dunia hingga Indonesia dirajai oleh musisi-musisi rock legendaris. Sebut saja Queen dengan karisma Freddie Mercury-nya, kegarangan Metallica, hingga kebanggaan Indonesia, Godbless.
Memasuki era 2000-an, dominasi rock masih terasa, khususnya dengan munculnya band-band punk-rock seperti My Chemical Romance, Green Day, dan Blink 182. Subgenre rock lainnya pun tak kalah populer, seperti Avenged Sevenfold, Linkin Park, dan Oasis.
Memang, musisi atau band rock pendatang baru mungkin tidak sepopuler pendahulu mereka. Namun, ini bukan berarti musik rock hilang begitu saja.
Justru, sifat musik rock yang selalu merepresentasikan suara dan unek-unek anak muda membuatnya terus berevolusi dan tidak pernah terdengar sama. Rock tidak terkekang dalam beberapa subkultur saja, ia terus beradaptasi dan menemukan bentuk baru.
Tapi, jangan salah sangka! Kemunculan jenis-jenis rock baru tidak serta merta membuat rock "old school" dilupakan. Faktanya, setiap kali band-band rock legendaris melakukan reuni atau kembali aktif melakukan tur, sambutannya selalu luar biasa meriah!
Ini membuktikan di balik hiruk pikuk genre lain, ada kerinduan besar akan energi dan semangat rock.
Mari kita lihat beberapa contoh nyata, My Chemical Romance (MCR), setelah reuni pada Oktober 2019, tur reuni mereka berhasil meraup pendapatan kotor hingga Rp974,8 miliar! Angka yang fantastis, bukan? Ini menunjukkan betapa kuatnya basis penggemar setia MCR.
Lalu ada Oasis, band legendaris asal Inggris ini baru saja memulai tur reuni mereka pada 4 Juli 2025 di Cardiff. Untuk 17 konser di Inggris saja, pendapatannya diperkirakan bisa mencapai Rp8,8 triliun!
Mengejutkannya lagi, Oasis masih akan menggelar 24 konser lagi di luar negeri! Bisa Anda bayangkan berapa total pendapatannya nanti?
POPULAR
RELATED ARTICLES
Rock Is Back!? Saatnya Suara Gelegar Kembali Merajai Tangga Lagu
Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop
Context.id, JAKARTA - Telinga Anda sudah jarang sekali dimanjakan oleh raungan distorsi gitar yang menggelegar dalam musik-musik populer saat ini. Ya bagaimana tidak, coba deh dengarkan lagu-lagu hits di berbagai platform musik atau tangga lagu, didominasi oleh pop, rap, bahkan country.
Seolah-olah, gemuruh musik rock yang dulu begitu berjaya kini meredup. Apa benar musik rock sudah mati?
Mari kita intip chart Billboard minggu pertama Juli 2025. Nama-nama seperti Alex Warren, Sabrina Carpenter, hingga kolaborasi Lady Gaga dan Bruno Mars mendominasi posisi teratas. Lagu rock? Hampir tak ada di daftar!
Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop. Ini cukup mengejutkan, mengingat betapa besarnya pengaruh musik rock di masa lalu.
Sebelum tahun 2000-an, panggung musik dunia hingga Indonesia dirajai oleh musisi-musisi rock legendaris. Sebut saja Queen dengan karisma Freddie Mercury-nya, kegarangan Metallica, hingga kebanggaan Indonesia, Godbless.
Memasuki era 2000-an, dominasi rock masih terasa, khususnya dengan munculnya band-band punk-rock seperti My Chemical Romance, Green Day, dan Blink 182. Subgenre rock lainnya pun tak kalah populer, seperti Avenged Sevenfold, Linkin Park, dan Oasis.
Memang, musisi atau band rock pendatang baru mungkin tidak sepopuler pendahulu mereka. Namun, ini bukan berarti musik rock hilang begitu saja.
Justru, sifat musik rock yang selalu merepresentasikan suara dan unek-unek anak muda membuatnya terus berevolusi dan tidak pernah terdengar sama. Rock tidak terkekang dalam beberapa subkultur saja, ia terus beradaptasi dan menemukan bentuk baru.
Tapi, jangan salah sangka! Kemunculan jenis-jenis rock baru tidak serta merta membuat rock "old school" dilupakan. Faktanya, setiap kali band-band rock legendaris melakukan reuni atau kembali aktif melakukan tur, sambutannya selalu luar biasa meriah!
Ini membuktikan di balik hiruk pikuk genre lain, ada kerinduan besar akan energi dan semangat rock.
Mari kita lihat beberapa contoh nyata, My Chemical Romance (MCR), setelah reuni pada Oktober 2019, tur reuni mereka berhasil meraup pendapatan kotor hingga Rp974,8 miliar! Angka yang fantastis, bukan? Ini menunjukkan betapa kuatnya basis penggemar setia MCR.
Lalu ada Oasis, band legendaris asal Inggris ini baru saja memulai tur reuni mereka pada 4 Juli 2025 di Cardiff. Untuk 17 konser di Inggris saja, pendapatannya diperkirakan bisa mencapai Rp8,8 triliun!
Mengejutkannya lagi, Oasis masih akan menggelar 24 konser lagi di luar negeri! Bisa Anda bayangkan berapa total pendapatannya nanti?
POPULAR
RELATED ARTICLES