Share

Home Originals

Originals 17 Juli 2025

Rock Is Back!? Saatnya Suara Gelegar Kembali Merajai Tangga Lagu

Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop

Ilustrasi para punggawa musik rock/Context.id

Context.id, JAKARTA - Telinga Anda sudah jarang sekali dimanjakan oleh raungan distorsi gitar yang menggelegar dalam musik-musik populer saat ini. Ya bagaimana tidak, coba deh dengarkan lagu-lagu hits di berbagai platform musik atau tangga lagu, didominasi oleh pop, rap, bahkan country. 

Seolah-olah, gemuruh musik rock yang dulu begitu berjaya kini  meredup. Apa benar musik rock sudah mati?

Mari kita intip chart Billboard minggu pertama Juli 2025. Nama-nama seperti Alex Warren, Sabrina Carpenter, hingga kolaborasi Lady Gaga dan Bruno Mars mendominasi posisi teratas. Lagu rock? Hampir tak ada di daftar! 

Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop. Ini cukup mengejutkan, mengingat betapa besarnya pengaruh musik rock di masa lalu.

Sebelum tahun 2000-an, panggung musik dunia hingga Indonesia dirajai oleh musisi-musisi rock legendaris. Sebut saja Queen dengan karisma Freddie Mercury-nya, kegarangan Metallica, hingga kebanggaan Indonesia, Godbless. 

Memasuki era 2000-an, dominasi rock masih terasa, khususnya dengan munculnya band-band punk-rock seperti My Chemical Romance, Green Day, dan Blink 182. Subgenre rock lainnya pun tak kalah populer, seperti Avenged Sevenfold, Linkin Park, dan Oasis.

Memang, musisi atau band rock pendatang baru mungkin tidak sepopuler pendahulu mereka. Namun, ini bukan berarti musik rock hilang begitu saja. 

Justru, sifat musik rock yang selalu merepresentasikan suara dan unek-unek anak muda membuatnya terus berevolusi dan tidak pernah terdengar sama. Rock tidak terkekang dalam beberapa subkultur saja, ia terus beradaptasi dan menemukan bentuk baru.

Tapi, jangan salah sangka! Kemunculan jenis-jenis rock baru tidak serta merta membuat rock "old school" dilupakan. Faktanya, setiap kali band-band rock legendaris melakukan reuni atau kembali aktif melakukan tur, sambutannya selalu luar biasa meriah! 

Ini membuktikan di balik hiruk pikuk genre lain, ada kerinduan besar akan energi dan semangat rock. 

Mari kita lihat beberapa contoh nyata, My Chemical Romance (MCR), setelah reuni pada Oktober 2019, tur reuni mereka berhasil meraup pendapatan kotor hingga Rp974,8 miliar! Angka yang fantastis, bukan? Ini menunjukkan betapa kuatnya basis penggemar setia MCR.

Lalu ada Oasis, band legendaris asal Inggris ini baru saja memulai tur reuni mereka pada 4 Juli 2025 di Cardiff. Untuk 17 konser di Inggris saja, pendapatannya diperkirakan bisa mencapai Rp8,8 triliun! 

Mengejutkannya lagi, Oasis masih akan menggelar 24 konser lagi di luar negeri! Bisa Anda bayangkan berapa total pendapatannya nanti?



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin

Originals 17 Juli 2025

Rock Is Back!? Saatnya Suara Gelegar Kembali Merajai Tangga Lagu

Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop

Ilustrasi para punggawa musik rock/Context.id

Context.id, JAKARTA - Telinga Anda sudah jarang sekali dimanjakan oleh raungan distorsi gitar yang menggelegar dalam musik-musik populer saat ini. Ya bagaimana tidak, coba deh dengarkan lagu-lagu hits di berbagai platform musik atau tangga lagu, didominasi oleh pop, rap, bahkan country. 

Seolah-olah, gemuruh musik rock yang dulu begitu berjaya kini  meredup. Apa benar musik rock sudah mati?

Mari kita intip chart Billboard minggu pertama Juli 2025. Nama-nama seperti Alex Warren, Sabrina Carpenter, hingga kolaborasi Lady Gaga dan Bruno Mars mendominasi posisi teratas. Lagu rock? Hampir tak ada di daftar! 

Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop. Ini cukup mengejutkan, mengingat betapa besarnya pengaruh musik rock di masa lalu.

Sebelum tahun 2000-an, panggung musik dunia hingga Indonesia dirajai oleh musisi-musisi rock legendaris. Sebut saja Queen dengan karisma Freddie Mercury-nya, kegarangan Metallica, hingga kebanggaan Indonesia, Godbless. 

Memasuki era 2000-an, dominasi rock masih terasa, khususnya dengan munculnya band-band punk-rock seperti My Chemical Romance, Green Day, dan Blink 182. Subgenre rock lainnya pun tak kalah populer, seperti Avenged Sevenfold, Linkin Park, dan Oasis.

Memang, musisi atau band rock pendatang baru mungkin tidak sepopuler pendahulu mereka. Namun, ini bukan berarti musik rock hilang begitu saja. 

Justru, sifat musik rock yang selalu merepresentasikan suara dan unek-unek anak muda membuatnya terus berevolusi dan tidak pernah terdengar sama. Rock tidak terkekang dalam beberapa subkultur saja, ia terus beradaptasi dan menemukan bentuk baru.

Tapi, jangan salah sangka! Kemunculan jenis-jenis rock baru tidak serta merta membuat rock "old school" dilupakan. Faktanya, setiap kali band-band rock legendaris melakukan reuni atau kembali aktif melakukan tur, sambutannya selalu luar biasa meriah! 

Ini membuktikan di balik hiruk pikuk genre lain, ada kerinduan besar akan energi dan semangat rock. 

Mari kita lihat beberapa contoh nyata, My Chemical Romance (MCR), setelah reuni pada Oktober 2019, tur reuni mereka berhasil meraup pendapatan kotor hingga Rp974,8 miliar! Angka yang fantastis, bukan? Ini menunjukkan betapa kuatnya basis penggemar setia MCR.

Lalu ada Oasis, band legendaris asal Inggris ini baru saja memulai tur reuni mereka pada 4 Juli 2025 di Cardiff. Untuk 17 konser di Inggris saja, pendapatannya diperkirakan bisa mencapai Rp8,8 triliun! 

Mengejutkannya lagi, Oasis masih akan menggelar 24 konser lagi di luar negeri! Bisa Anda bayangkan berapa total pendapatannya nanti?



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Indonesia Berburu Pendanaan Iklim di COP30

Sejak COP21, negara-negara maju berjanji mengucurkan US100 miliar per tahun untuk membantu negara berkembang beralih ke energi bersih tapi itu han ...

David Eka . 08 August 2025

Brand Uniqlo akan Terdampak Tarif Trump, Apa Alasannya?

Brand pakaian asal Jepang, Uniqlo, mengakui kebijakan Tarif Trump yang tinggi akan berdampak besar pada operasional bisnis mereka mulai akhir tahu ...

Naufal Jauhar Nazhif . 05 August 2025

Jepang Pecahkan Rekor Internet Dunia, 1,02 Petabit per Detik

Kecepatanya memungkinkan mengunduh seluruh koleksi film di Netflix, puluhan gim berukuran besar atau jutaan lagu dalam hitungan detik

Naufal Jauhar Nazhif . 25 July 2025

Film Superman 2025 Anti Israel, Apa Benar?

Film Superman 2025 mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena dianggap mempolitisasi perang Israel-Hamas/Palestina.

Naufal Jauhar Nazhif . 23 July 2025