Share

Home Stories

Stories 19 Maret 2025

Indonesia Kuasai Pasar Nikel Dunia

Indonesia semakin mengukuhkan diri sebagai raja nikel dunia dengan total produksi mencapai 2,2 juta ton r n r n

Ilustrasi pengolahan nikel/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Produksi nikel Indonesia pada 2024 mencapai 2,2 juta ton nikel, jauh meninggalkan pesaingnya, Filipina, yang hanya menghasilkan 330 ribu ton. 

Angka ini tidak hanya membuat Indonesia menjadi produsen terbesar, tetapi juga menguasai sebagian besar pasokan global untuk industri baterai kendaraan listrik dan baja tahan karat.

Keunggulan Indonesia dalam produksi nikel bukan kebetulan. Negara ini memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, terutama di wilayah Sulawesi dan Maluku. 

Keputusan pemerintah untuk melarang ekspor bijih nikel mentah sejak 2020 telah mempercepat pertumbuhan industri pemurnian nikel di dalam negeri.

Hasilnya, Indonesia kini menjadi pusat produksi nikel olahan, dengan banyak pabrik smelter yang didukung oleh investasi besar, terutama dari perusahaan-perusahaan China. 

Morowali Industrial Park di Sulawesi Tengah, misalnya, telah berkembang menjadi kawasan pengolahan nikel terbesar di dunia, dengan kapasitas pemurnian yang terus meningkat.

Dibandingkan negara lain, produksi nikel Indonesia enam kali lipat lebih besar dari Filipina, dan hampir sepuluh kali lipat lebih banyak dari Rusia (210 ribu ton). 

Negara-negara lain seperti Kanada (190 ribu ton), China (120 ribu ton), dan Australia (110 ribu ton) juga tertinggal jauh. 

Bahkan Amerika Serikat, yang dikenal sebagai negara industri besar, hanya mampu memproduksi 8 ribu ton nikel.

Keberhasilan ini tidak lepas dari kebijakan penghiliran nikel, yang bertujuan menambah nilai ekspor dengan mendorong industri pengolahan di dalam negeri. 

Pengolahan bijih nikel menjadi produk bernilai tinggi seperti feronikel dan nikel sulfat, membuat Indonesia menjadi pemain utama dalam rantai pasok global.

Namun, dominasi ini juga menghadapi tantangan. Ketergantungan pada investor asing, terutama dari China, menimbulkan kekhawatiran soal kontrol ekonomi. 

Selain itu, isu lingkungan terkait tambang nikel juga menjadi perhatian global, dengan meningkatnya tuntutan akan praktik pertambangan yang lebih ramah lingkungan.

Saat ini dunia semakin beralih ke energi hijau, termasuk dalam hal transportasi melalui kendaraan listrik. Hal ini membuat permintaan nikel akan terus meningkat. 

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri baterai dunia, mengingat nikel adalah komponen utama dalam baterai lithium-ion.

Namun, untuk memaksimalkan manfaat ekonomi, Indonesia perlu memastikan penghiliran benar-benar menguntungkan industri dalam negeri, bukan hanya menguntungkan investor asing. 

Selain itu, keberlanjutan lingkungan harus menjadi perhatian utama agar pertumbuhan industri nikel tidak merusak ekosistem yang ada.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 19 Maret 2025

Indonesia Kuasai Pasar Nikel Dunia

Indonesia semakin mengukuhkan diri sebagai raja nikel dunia dengan total produksi mencapai 2,2 juta ton r n r n

Ilustrasi pengolahan nikel/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Produksi nikel Indonesia pada 2024 mencapai 2,2 juta ton nikel, jauh meninggalkan pesaingnya, Filipina, yang hanya menghasilkan 330 ribu ton. 

Angka ini tidak hanya membuat Indonesia menjadi produsen terbesar, tetapi juga menguasai sebagian besar pasokan global untuk industri baterai kendaraan listrik dan baja tahan karat.

Keunggulan Indonesia dalam produksi nikel bukan kebetulan. Negara ini memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, terutama di wilayah Sulawesi dan Maluku. 

Keputusan pemerintah untuk melarang ekspor bijih nikel mentah sejak 2020 telah mempercepat pertumbuhan industri pemurnian nikel di dalam negeri.

Hasilnya, Indonesia kini menjadi pusat produksi nikel olahan, dengan banyak pabrik smelter yang didukung oleh investasi besar, terutama dari perusahaan-perusahaan China. 

Morowali Industrial Park di Sulawesi Tengah, misalnya, telah berkembang menjadi kawasan pengolahan nikel terbesar di dunia, dengan kapasitas pemurnian yang terus meningkat.

Dibandingkan negara lain, produksi nikel Indonesia enam kali lipat lebih besar dari Filipina, dan hampir sepuluh kali lipat lebih banyak dari Rusia (210 ribu ton). 

Negara-negara lain seperti Kanada (190 ribu ton), China (120 ribu ton), dan Australia (110 ribu ton) juga tertinggal jauh. 

Bahkan Amerika Serikat, yang dikenal sebagai negara industri besar, hanya mampu memproduksi 8 ribu ton nikel.

Keberhasilan ini tidak lepas dari kebijakan penghiliran nikel, yang bertujuan menambah nilai ekspor dengan mendorong industri pengolahan di dalam negeri. 

Pengolahan bijih nikel menjadi produk bernilai tinggi seperti feronikel dan nikel sulfat, membuat Indonesia menjadi pemain utama dalam rantai pasok global.

Namun, dominasi ini juga menghadapi tantangan. Ketergantungan pada investor asing, terutama dari China, menimbulkan kekhawatiran soal kontrol ekonomi. 

Selain itu, isu lingkungan terkait tambang nikel juga menjadi perhatian global, dengan meningkatnya tuntutan akan praktik pertambangan yang lebih ramah lingkungan.

Saat ini dunia semakin beralih ke energi hijau, termasuk dalam hal transportasi melalui kendaraan listrik. Hal ini membuat permintaan nikel akan terus meningkat. 

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri baterai dunia, mengingat nikel adalah komponen utama dalam baterai lithium-ion.

Namun, untuk memaksimalkan manfaat ekonomi, Indonesia perlu memastikan penghiliran benar-benar menguntungkan industri dalam negeri, bukan hanya menguntungkan investor asing. 

Selain itu, keberlanjutan lingkungan harus menjadi perhatian utama agar pertumbuhan industri nikel tidak merusak ekosistem yang ada.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025