Share

Home Originals

Originals 25 Februari 2025

Tagar #IndonesiaGelap Menggaung di Media Sosial, Apa Artinya?

Tagar IndonesiaGelap lahir dari aksi protes mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat

Ilustrasi Viral Tagar Indonesia Gelap/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Sejak 17 Februari 2025, ribuan mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan, dengan puncak aksi berlangsung pada 21 Februari. Mereka mengecam kebijakan pemerintahan Prabowo, terutama soal Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025 yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. 

Salah satu isu yang disorot adalah efisiensi anggaran yang dinilai hanya memangkas sektor esensial seperti pendidikan dan kesehatan, tetapi tetap mempertahankan fasilitas mewah pejabat serta anggaran untuk buzzer dan influencer politik.

Massa aksi menuntut 7 target efisiensi, termasuk pemangkasan tunjangan pejabat, jumlah jabatan menteri dan staf khusus, serta anggaran keamanan yang digunakan untuk represif terhadap rakyat. 

Selain itu, mereka juga menolak proyek strategis nasional (PSN) yang dianggap merusak lingkungan dan menyerukan penghapusan subsidi biodiesel yang dinilai menguntungkan korporasi sawit.

Namun, #IndonesiaGelap bukan sekadar menyoal efisiensi. Gerakan ini membawa tuntutan yang lebih luas, antara lain:

1. Menggugat kebijakan kontroversial, seperti RUU Minerba, revisi UU TNI-Polri, serta penghapusan tunjangan kinerja dosen.

2. Menuntut pengesahan regulasi pro-rakyat, seperti RUU Masyarakat Adat, RUU Perampasan Aset, dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

3. Menolak proyek-proyek besar pemerintah seperti Danantara, pembangunan IKN, serta food estate 20 juta hektare.

Di media sosial, kampanye ini meluas hingga ke tingkat global. Sejumlah pengguna platform X menerjemahkan narasi gerakan ini ke berbagai bahasa untuk menarik perhatian dunia internasional.

Alih-alih merespons dengan dialog, pemerintah justru menanggapi aksi ini dengan sikap yang terkesan meremehkan. Ketua Dewan Energi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan justru menyindir balik dengan pernyataan, "Kau yang gelap!"



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin

Originals 25 Februari 2025

Tagar #IndonesiaGelap Menggaung di Media Sosial, Apa Artinya?

Tagar IndonesiaGelap lahir dari aksi protes mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat

Ilustrasi Viral Tagar Indonesia Gelap/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Sejak 17 Februari 2025, ribuan mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan, dengan puncak aksi berlangsung pada 21 Februari. Mereka mengecam kebijakan pemerintahan Prabowo, terutama soal Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025 yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. 

Salah satu isu yang disorot adalah efisiensi anggaran yang dinilai hanya memangkas sektor esensial seperti pendidikan dan kesehatan, tetapi tetap mempertahankan fasilitas mewah pejabat serta anggaran untuk buzzer dan influencer politik.

Massa aksi menuntut 7 target efisiensi, termasuk pemangkasan tunjangan pejabat, jumlah jabatan menteri dan staf khusus, serta anggaran keamanan yang digunakan untuk represif terhadap rakyat. 

Selain itu, mereka juga menolak proyek strategis nasional (PSN) yang dianggap merusak lingkungan dan menyerukan penghapusan subsidi biodiesel yang dinilai menguntungkan korporasi sawit.

Namun, #IndonesiaGelap bukan sekadar menyoal efisiensi. Gerakan ini membawa tuntutan yang lebih luas, antara lain:

1. Menggugat kebijakan kontroversial, seperti RUU Minerba, revisi UU TNI-Polri, serta penghapusan tunjangan kinerja dosen.

2. Menuntut pengesahan regulasi pro-rakyat, seperti RUU Masyarakat Adat, RUU Perampasan Aset, dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

3. Menolak proyek-proyek besar pemerintah seperti Danantara, pembangunan IKN, serta food estate 20 juta hektare.

Di media sosial, kampanye ini meluas hingga ke tingkat global. Sejumlah pengguna platform X menerjemahkan narasi gerakan ini ke berbagai bahasa untuk menarik perhatian dunia internasional.

Alih-alih merespons dengan dialog, pemerintah justru menanggapi aksi ini dengan sikap yang terkesan meremehkan. Ketua Dewan Energi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan justru menyindir balik dengan pernyataan, "Kau yang gelap!"



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Ternyata Negara Lain Juga Punya Festival Mirip Pacu Jalur

Pacu Jalur di Kuantan Singingi Riau mendunia berkat tren \'aura farming\' di media sosial. Namun, ternyata ada festival perahu serupa juga eksis d ...

Naufal Jauhar Nazhif . 15 July 2025

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2026, Optimisme Pemerintah dan Realitas

Kementerian Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Bank Indonesia (BI) punya angka proyeksi ekonomi yang berbeda

Naufal Jauhar Nazhif . 10 July 2025

Ditinggal LG, Indonesia Malah Dapat Rezeki Nomplok dari China!

Presiden Prabowo meresmikan proyek baterai kendaraan listrik dengan Investasi mencapai Rp96,04 triliun!

Naufal Jauhar Nazhif . 09 July 2025

Apa Kabar Privasi Kalau Negara Bisa Sadap Ponsel Kita?

Kejaksaan Agung (Kejagung) bekerja sama dengan empat operator telekomunikasi perihal dukungan penegakan hukum dalam konteks penyadapan

Renita Sukma . 07 July 2025