Share

Home Originals

Originals 02 Desember 2024

Kalau Perang Dunia III Terjadi, Perangnya Kayak Gimana?

Perang Dunia III diperkirakan bakal berbeda dari perang-perang sebelumnya. Masih menggunakan senjata, tapi lebih melibatkan teknologi hingga internet

Ilustrasi perang nuklir/Puspa Larasati-Context

Context.id, JAKARTA - Dunia semakin cemas akan kelanjutan perang Rusia-Ukraina yang punya potensi perang dunia ketiga. Bagaimana tidak, Rusia belum lama ini menembakkan rudal balistik ke wilayah Ukraina sebagai respons atas izin penggunaan rudal jarak jauh Amerika Serikat (AS) dan Inggris oleh Ukraina. 

Pada Jumat (29/11) kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik yang dikenal sebagai ”Oreshnik” (cokelat) ke kota Dnipro, Ukraina, pada Kamis waktu setempat. 

Putin juga merasa takut dengan meningkatnya skala perang dengan Ukraina menjadi konflik global setelah Amerika Serikat dan Inggris mengizinkan Ukraina menyerang Rusia dengan senjata mereka. 

Serangan ini merupakan respon atas persetujuan penggunaan rudal jarak jauh Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan AS dan rudal Storm Shadow buatan Inggris oleh Ukraina untuk menyerang. 

“Sejak saat itu, seperti yang telah kami tekankan berulang kali, konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat telah mendapatkan elemen-elemen karakter global,” kata Putin. 

Putin mengatakan AS mendorong dunia ke arah konflik global, seraya mengingatkan Rusia akan merespons tegas dengan cara yang sama jika terjadi eskalasi tindakan agresif. 

Nah, sepertinya perang zaman dulu mungkin berbeda dengan era sekarang. Dulu menggunakan pedang, belati, tombak dan senjata tajam lainnya. Era modern menandakan perang dengan bubuk mesiu senapan alias senjata api hingga yang terkini rudal balistik, bom atom dan nuklir. 

Lalu jika memang Perang Dunia III akan terjadi di gara-gara Rusia-Ukraina-NATO, kira-kira bentuknya bakal kayak gimana ya? Apakah penggunaan senjata, rudal, dan senjata penghancur lainnya kemungkinan besar masih akan digunakan?

Pastinya sih iya. Tapi, ada satu cara perang baru yang akan digunakan ketika Perang Dunia III terjadi, yakni serangan siber! Perang di masa depan diperkirakan akan terjadi juga di internet, dan bentuknya bukan peretasan biasa. 

Pentagon menyebut perang siber ini spesifik dilakukan sebuah negara kepada negara lain untuk mencapai tujuan militernya. Bukan itu saja karena seorang ahli matematika Martin E. Hellman pernah berkata, umat manusia bisa saja menggunakan nuklir dalam peperangan. 

Intinya, kalau senjata nuklir digunakan dalam perang, dampaknya bukan hanya kematian massal akibat radiasi, panas, atau efek ledakan saja, namun menurut catatan Food Nature, dampaknya juga meliputi hilangnya pasokan makanan, hingga terjadinya perubahan atmosfer dan lautan yang menyebabkan 6,7 miliar orang di seluruh dunia kelaparan! 

Daerah yang paling terdampak adalah Kanada, sebagian besar Eropa, Rusia, dan yang paling parah adalah Amerika Serikat! Nah, uniknya, Indonesia disebut sebagai satu dari sekian negara yang aman ketika terjadinya perang nuklir

Soalnya, Indonesia secara geografis cenderung terpencil dan netral dalam kebijakan politik luar negerinya. Tapi tetap saja, sama seperti krisis ekonomi global, semua negara termasuk Indonesia pasti akan berdampak karena sekarang ini semua negara saling bergantung pada satu sama lain.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin

Originals 02 Desember 2024

Kalau Perang Dunia III Terjadi, Perangnya Kayak Gimana?

Perang Dunia III diperkirakan bakal berbeda dari perang-perang sebelumnya. Masih menggunakan senjata, tapi lebih melibatkan teknologi hingga internet

Ilustrasi perang nuklir/Puspa Larasati-Context

Context.id, JAKARTA - Dunia semakin cemas akan kelanjutan perang Rusia-Ukraina yang punya potensi perang dunia ketiga. Bagaimana tidak, Rusia belum lama ini menembakkan rudal balistik ke wilayah Ukraina sebagai respons atas izin penggunaan rudal jarak jauh Amerika Serikat (AS) dan Inggris oleh Ukraina. 

Pada Jumat (29/11) kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik yang dikenal sebagai ”Oreshnik” (cokelat) ke kota Dnipro, Ukraina, pada Kamis waktu setempat. 

Putin juga merasa takut dengan meningkatnya skala perang dengan Ukraina menjadi konflik global setelah Amerika Serikat dan Inggris mengizinkan Ukraina menyerang Rusia dengan senjata mereka. 

Serangan ini merupakan respon atas persetujuan penggunaan rudal jarak jauh Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan AS dan rudal Storm Shadow buatan Inggris oleh Ukraina untuk menyerang. 

“Sejak saat itu, seperti yang telah kami tekankan berulang kali, konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat telah mendapatkan elemen-elemen karakter global,” kata Putin. 

Putin mengatakan AS mendorong dunia ke arah konflik global, seraya mengingatkan Rusia akan merespons tegas dengan cara yang sama jika terjadi eskalasi tindakan agresif. 

Nah, sepertinya perang zaman dulu mungkin berbeda dengan era sekarang. Dulu menggunakan pedang, belati, tombak dan senjata tajam lainnya. Era modern menandakan perang dengan bubuk mesiu senapan alias senjata api hingga yang terkini rudal balistik, bom atom dan nuklir. 

Lalu jika memang Perang Dunia III akan terjadi di gara-gara Rusia-Ukraina-NATO, kira-kira bentuknya bakal kayak gimana ya? Apakah penggunaan senjata, rudal, dan senjata penghancur lainnya kemungkinan besar masih akan digunakan?

Pastinya sih iya. Tapi, ada satu cara perang baru yang akan digunakan ketika Perang Dunia III terjadi, yakni serangan siber! Perang di masa depan diperkirakan akan terjadi juga di internet, dan bentuknya bukan peretasan biasa. 

Pentagon menyebut perang siber ini spesifik dilakukan sebuah negara kepada negara lain untuk mencapai tujuan militernya. Bukan itu saja karena seorang ahli matematika Martin E. Hellman pernah berkata, umat manusia bisa saja menggunakan nuklir dalam peperangan. 

Intinya, kalau senjata nuklir digunakan dalam perang, dampaknya bukan hanya kematian massal akibat radiasi, panas, atau efek ledakan saja, namun menurut catatan Food Nature, dampaknya juga meliputi hilangnya pasokan makanan, hingga terjadinya perubahan atmosfer dan lautan yang menyebabkan 6,7 miliar orang di seluruh dunia kelaparan! 

Daerah yang paling terdampak adalah Kanada, sebagian besar Eropa, Rusia, dan yang paling parah adalah Amerika Serikat! Nah, uniknya, Indonesia disebut sebagai satu dari sekian negara yang aman ketika terjadinya perang nuklir

Soalnya, Indonesia secara geografis cenderung terpencil dan netral dalam kebijakan politik luar negerinya. Tapi tetap saja, sama seperti krisis ekonomi global, semua negara termasuk Indonesia pasti akan berdampak karena sekarang ini semua negara saling bergantung pada satu sama lain.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Industri Otomotif Indonesia, Dulu Menantang Thailand Kini Terancam Malaysia

Kala mimpi besar menjadi raksasa otomotif Asean tersendat oleh kantong rakyat yang makin tipis

Naufal Jauhar Nazhif . 04 June 2025

Indonesia Disebut Negara Paling Proteksionis, Untung atau Buntung?

Indonesia tercatat sebagai negara dengan hambatan perdagangan paling banyak, bersanding dengan Rusia, India, Venezuela, dan Thailand.

Renita Sukma . 02 June 2025

Banyak Hotel-Hotel di Jakarta Dijual, Apa yang Terjadi?

Di Jakarta, kota yang tak pernah benar-benar tidur, hotel-hotel mulai kehilangan tamu. Tak sedikit yang akhirnya kehilangan harapan

Naufal Jauhar Nazhif . 30 May 2025

Siapa Greg Abel, Pewaris Takhta Buffet di Berkshire Hathaway?

Setelah enam dekade duduk di kursi puncak, Warren Buffett akhirnya mengisyaratkan waktunya mendekat ke garis akhir

Naufal Jauhar Nazhif . 26 May 2025