Share

Home Stories

Stories 24 Juli 2023

Pemerintah Percepat Penurunan Angka Obesitas

Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka obesitas menjadi 3 persen pada 2030 sesuai target SDGs

Ilustrasi obesitas

Context.id, JAKARTA - Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka obesitas menjadi 3 persen pada 2030 sesuai dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Langkah menurunkan obesitas ini dilakukan melalui edukasi dan pengawasan yang ketat, khususnya di lingkungan sekolah.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan ada peningkatan yang cukup drastis terkait obesitas yang terjadi di semua kelompok umur di Indonesia. Pada 2013 laporan riset kesehatan dasar, angka obesitas di Indonesia sekitar 15,3  persen dan meningkat menjadi 21,8 persen pada 2018. 

"Untuk itu, pemerintah sedang merumuskan aturan untuk memberikan pajak pada makanan yang dikemas dengan kandungan GGL [gula, garam, dan lemak] yang melebihi batas. Itu salah satu usaha pemerintah yang digunakan untuk menekan angka obesitas sesuai target SDGs di 2030,” jelasnya, Senin (24/7/2023).

Sementara itu, untuk usia anak-anak, lanjutnya, belum ada target khusus dalam upaya menekan angka obesitas yang cukup masif tersebut. Namun, Dante  menekankan soal pengawasan terhadap jajanan anak sekolah yang bisa memberikan efek terhadap naiknya tingkat obesitas anak di Indonesia.

"Untuk usia anak-anak memang belum ada target secara khusus mengenai obesitas ini, tapi kita sudah menyadari bahwa tadinya kita mengalami double burden of malnutrition. Di satu sisi ada masalah stunting, di sisi lainnya obesitas," ungkapnya.

Dante menyadari, soal kaitan stunting dan obesitas dengan jajanan anak belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Apalagi industri kecil ini tidak semuanya teregistrasi, sehingga sulit mengontrol soal kandungan GGL di setiap jajanan anak. 

"Ini memang sektor yang kadang-kadang tidak tersentuh oleh pemerintah. Karena industri UMKM ini tidak semuanya teregistrasi. Kebanyakan anak-anak itu beli di 'abang-abang' yang jualan, itu makanannya gak teregistrasi,” kata Dante.

Oleh karena itu, fungsi pembinaan baik itu di sekolah maupun di rumah menjadi sangat penting agar anak-anak bisa memilih makanan yang layak dimakan dan membatasi jajanan ringan di sekolah yang berdampak pada obesitas anak.

"Begitu juga dengan orang tua. Harus teliti saat membeli barang makanan, baca dulu kalorinya itu berapa. Sehingga nanti dia bisa memperhitungkan asupan kalori hingga gulanya. Namun tentunya ini perlu edukasi juga, baik itu di Posyandu atau Puskesmas," jelasnya
 

 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 24 Juli 2023

Pemerintah Percepat Penurunan Angka Obesitas

Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka obesitas menjadi 3 persen pada 2030 sesuai target SDGs

Ilustrasi obesitas

Context.id, JAKARTA - Pemerintah berupaya untuk menurunkan angka obesitas menjadi 3 persen pada 2030 sesuai dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Langkah menurunkan obesitas ini dilakukan melalui edukasi dan pengawasan yang ketat, khususnya di lingkungan sekolah.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan ada peningkatan yang cukup drastis terkait obesitas yang terjadi di semua kelompok umur di Indonesia. Pada 2013 laporan riset kesehatan dasar, angka obesitas di Indonesia sekitar 15,3  persen dan meningkat menjadi 21,8 persen pada 2018. 

"Untuk itu, pemerintah sedang merumuskan aturan untuk memberikan pajak pada makanan yang dikemas dengan kandungan GGL [gula, garam, dan lemak] yang melebihi batas. Itu salah satu usaha pemerintah yang digunakan untuk menekan angka obesitas sesuai target SDGs di 2030,” jelasnya, Senin (24/7/2023).

Sementara itu, untuk usia anak-anak, lanjutnya, belum ada target khusus dalam upaya menekan angka obesitas yang cukup masif tersebut. Namun, Dante  menekankan soal pengawasan terhadap jajanan anak sekolah yang bisa memberikan efek terhadap naiknya tingkat obesitas anak di Indonesia.

"Untuk usia anak-anak memang belum ada target secara khusus mengenai obesitas ini, tapi kita sudah menyadari bahwa tadinya kita mengalami double burden of malnutrition. Di satu sisi ada masalah stunting, di sisi lainnya obesitas," ungkapnya.

Dante menyadari, soal kaitan stunting dan obesitas dengan jajanan anak belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Apalagi industri kecil ini tidak semuanya teregistrasi, sehingga sulit mengontrol soal kandungan GGL di setiap jajanan anak. 

"Ini memang sektor yang kadang-kadang tidak tersentuh oleh pemerintah. Karena industri UMKM ini tidak semuanya teregistrasi. Kebanyakan anak-anak itu beli di 'abang-abang' yang jualan, itu makanannya gak teregistrasi,” kata Dante.

Oleh karena itu, fungsi pembinaan baik itu di sekolah maupun di rumah menjadi sangat penting agar anak-anak bisa memilih makanan yang layak dimakan dan membatasi jajanan ringan di sekolah yang berdampak pada obesitas anak.

"Begitu juga dengan orang tua. Harus teliti saat membeli barang makanan, baca dulu kalorinya itu berapa. Sehingga nanti dia bisa memperhitungkan asupan kalori hingga gulanya. Namun tentunya ini perlu edukasi juga, baik itu di Posyandu atau Puskesmas," jelasnya
 

 



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Paus dari Chicago, Leo XIV dan Langkah Baru Gereja Katolik

Dikenal cukup moderat tapi tetap memegang teguh doktrin gereja

Context.id . 09 May 2025

Diplomasi Olahraga RI-Inggris: Sumbangsih BritCham untuk Anak Indonesia

Program GKSC diharapkan dapat menjadi langkah awal perubahan positif anak-anak dalam hidup mereka.

Helen Angelia . 08 May 2025

Bobby Kertanegara Dapat Hadiah Spesial dari Pendiri Microsoft

Dari boneka paus untuk kucing presiden, hingga keris untuk sang filantropis. Momen yang memperlihatkan diplomasi tak selalu kaku.

Noviarizal Fernandez . 07 May 2025

Siap-siap, Sampah Antariksa Era Soviet Pulang Kampung ke Bumi

Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total

Noviarizal Fernandez . 06 May 2025