Share

Home Stories

Stories 22 Mei 2023

Intip 4 Cara Mengelola Keuangan

Cara mengelolah uang yang tepat akan menentukan kualitas hidup kita.

Salah seorang warga di Kecamatan Binongko, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menunjukkan uang hasil penukarannya pada Sabtu (6/5/2023)

Context.id, JAKARTA - Bagaimana cara kaum muda mengelola uang di dompet? Tentunya setiap orang memiliki cara yang berbeda tergantung faktor kebiasaan, sikap, lingkungan dan visi dalam menjalani kehidupan.

Patut diketahui, pengelolaan keuangan yang tepat sangat menentukan seperti apa kondisi keuangan Anda kelak.

Berikut 4 cara pengelolaan keuangan yang biasa dilakukan oleh masyarakat bersumber dari buku Credit Union Kendaraan Menuju Kemakmuran yang dieditori oleh A.M. Lilik Agung. Silakan menentukan Anda berada pada cara nomor berapa.

1. Berutang dahulu- dapat uang- bayar utang- belanja- berhutang lagi

Pola ini sering ditemukan pada keluarga yang sangat miskin. Misalkan di pedalaman Kalimantan Barat, tempat asal para penulis buku tersebut, keluarga ini menorah karet milik orang lain karena mereka tidak mempunyai kebun karet sendiri. 

Jadi, penghasilannya sangat minim. Hasil panen padi pun pas-pasan, bahkan sering kekurangan. Hidup dengan gali lubang tutup lubang. Seringkali punya banyak anak. Mereka bergantung pada pedagang di kampung. 

Nah, kelompok ini mengikuti pola konsumsi besar pasak daripada tiang. Sebagian pedagang kampung mengeluh dengan kelompok ini, bahkan ada pedagang yang bangkrut akibat ulah mereka.

2. Dapat uang- belanja habis

Pola yang kedua ini sering ditemukan pada keluarga miskin atau mereka yang tergolong mampu, tetap bergaya hidup konsumtif. Dapat uang hari ini, dihabiskan hari ini juga.

Kelompok ini tidak punya dana cadangan, sehingga ketika menghadapi situasi darurat mereka sangat kewalahan. Pinjam sana, pinjam sini. Akhirnya, mereka terlilit uang. 

Ketika situasi seperti ini terjadi, mereka akan jadi ke kehidupan pola yang pertama. Masa depan keuangan orang yang mengalami pola ini selamanya akan berjalan di tempat.


3. Dapat uang- belanja- menabung (dari uang sisa, kalau ada sisa)

Pola berikutnya ini sering ditemukan pada anggota yang sudah mengikuti pendidikan credit union. Mereka mendapatkan sedikit kesadaran. Mereka berpindah dari pola satu ke pola dua, lalu naik ke pola tiga ini. 

Meski begitu terkadang fenomena ini suam-suam kuku saja alias tidak konsisten. Sebelum menjadi anggota CU, mereka menyimpan uang hanya untuk mengamankan saja, bukan untuk tujuan investasi atau mengharapkan pendapatan. 

Dalam kondisi darurat, mereka pasti tidak siap juga. Dari pengamatan kami, orang-orang yang menganut pola seperti ini akan sulit hidup pada masa tuanya.


4. Dapat uang- bayar utang- menabung atau investasi- belanja

Pola ini jelas merupakan tingkat tertinggi sehingga sering ditemukan pada anggota yang benar-benar sudah paham credit union. Mereka punya cita-cita yang jelas dan tertulis. 

Ada dua hal yang mereka lakukan setelah dapat uang yakni pertama, mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran setiap hari, setiap bulan, setiap tahun. 

Kedua, memprioritaskan menabung dan/atau membayar utang jika ada utang pada lembaga/ orang lain. Utang adalah kepercayaan. Jadi kepercayaan harus dijaga.

Kepercayaan berkaitan dengan nama baik. Biasanya pengeluaran untuk tabungan dan bayar utang bisa mencapai 30 persen dari total pendapatan tahunan. 

Mereka hidup sederhana hanya dengan 70 persen dari total pendapatan. Hidup hemat dan terus membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi. Mereka menganut falsafah berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.

Mungkin, kaum muda akan merenung dan bertanya dalam hati “Saya termasuk dalam kelompok mana?” Ingat, pola mana yang Anda terapkan akan menentukan seperti apa kehidupan keuangan Anda kelak.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Thomas Mola

Stories 22 Mei 2023

Intip 4 Cara Mengelola Keuangan

Cara mengelolah uang yang tepat akan menentukan kualitas hidup kita.

Salah seorang warga di Kecamatan Binongko, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menunjukkan uang hasil penukarannya pada Sabtu (6/5/2023)

Context.id, JAKARTA - Bagaimana cara kaum muda mengelola uang di dompet? Tentunya setiap orang memiliki cara yang berbeda tergantung faktor kebiasaan, sikap, lingkungan dan visi dalam menjalani kehidupan.

Patut diketahui, pengelolaan keuangan yang tepat sangat menentukan seperti apa kondisi keuangan Anda kelak.

Berikut 4 cara pengelolaan keuangan yang biasa dilakukan oleh masyarakat bersumber dari buku Credit Union Kendaraan Menuju Kemakmuran yang dieditori oleh A.M. Lilik Agung. Silakan menentukan Anda berada pada cara nomor berapa.

1. Berutang dahulu- dapat uang- bayar utang- belanja- berhutang lagi

Pola ini sering ditemukan pada keluarga yang sangat miskin. Misalkan di pedalaman Kalimantan Barat, tempat asal para penulis buku tersebut, keluarga ini menorah karet milik orang lain karena mereka tidak mempunyai kebun karet sendiri. 

Jadi, penghasilannya sangat minim. Hasil panen padi pun pas-pasan, bahkan sering kekurangan. Hidup dengan gali lubang tutup lubang. Seringkali punya banyak anak. Mereka bergantung pada pedagang di kampung. 

Nah, kelompok ini mengikuti pola konsumsi besar pasak daripada tiang. Sebagian pedagang kampung mengeluh dengan kelompok ini, bahkan ada pedagang yang bangkrut akibat ulah mereka.

2. Dapat uang- belanja habis

Pola yang kedua ini sering ditemukan pada keluarga miskin atau mereka yang tergolong mampu, tetap bergaya hidup konsumtif. Dapat uang hari ini, dihabiskan hari ini juga.

Kelompok ini tidak punya dana cadangan, sehingga ketika menghadapi situasi darurat mereka sangat kewalahan. Pinjam sana, pinjam sini. Akhirnya, mereka terlilit uang. 

Ketika situasi seperti ini terjadi, mereka akan jadi ke kehidupan pola yang pertama. Masa depan keuangan orang yang mengalami pola ini selamanya akan berjalan di tempat.


3. Dapat uang- belanja- menabung (dari uang sisa, kalau ada sisa)

Pola berikutnya ini sering ditemukan pada anggota yang sudah mengikuti pendidikan credit union. Mereka mendapatkan sedikit kesadaran. Mereka berpindah dari pola satu ke pola dua, lalu naik ke pola tiga ini. 

Meski begitu terkadang fenomena ini suam-suam kuku saja alias tidak konsisten. Sebelum menjadi anggota CU, mereka menyimpan uang hanya untuk mengamankan saja, bukan untuk tujuan investasi atau mengharapkan pendapatan. 

Dalam kondisi darurat, mereka pasti tidak siap juga. Dari pengamatan kami, orang-orang yang menganut pola seperti ini akan sulit hidup pada masa tuanya.


4. Dapat uang- bayar utang- menabung atau investasi- belanja

Pola ini jelas merupakan tingkat tertinggi sehingga sering ditemukan pada anggota yang benar-benar sudah paham credit union. Mereka punya cita-cita yang jelas dan tertulis. 

Ada dua hal yang mereka lakukan setelah dapat uang yakni pertama, mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran setiap hari, setiap bulan, setiap tahun. 

Kedua, memprioritaskan menabung dan/atau membayar utang jika ada utang pada lembaga/ orang lain. Utang adalah kepercayaan. Jadi kepercayaan harus dijaga.

Kepercayaan berkaitan dengan nama baik. Biasanya pengeluaran untuk tabungan dan bayar utang bisa mencapai 30 persen dari total pendapatan tahunan. 

Mereka hidup sederhana hanya dengan 70 persen dari total pendapatan. Hidup hemat dan terus membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi. Mereka menganut falsafah berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.

Mungkin, kaum muda akan merenung dan bertanya dalam hati “Saya termasuk dalam kelompok mana?” Ingat, pola mana yang Anda terapkan akan menentukan seperti apa kehidupan keuangan Anda kelak.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Thomas Mola


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025