Malaysia-Singapura Bikin Kawasan Ekonomi Khusus, Indonesia Ditinggal?
Malaysia dan Singapura bangun zona ekonomi khusus JS-SEZ, terinspirasi dari KEK Indonesia untuk inovasi digital dan investasi.
Context.id, JAKARTA - Malaysia dan Singapura akan segera meresmikan perjanjian pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang menghubungkan wilayah perbatasan kedua negara, tepatnya di Johor dan wilayah Singapura yang dipisahkan lautan kecil.
Kawasan khusus itu dibangun di Johor demi mendukung investasi serta menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan. Pemimpin kedua negara berharap melalui zona khusus ekonomi ini negara mereka bisa sama-sama menarik investor.
Johor-Singapore Special Economic Zone (JS-SEZ) menjadi kawasan ekonomi khusus lintas batas pertama di regional Asia Tenggara yang sudah menargetkan sekitar 50 proyek dalam lima tahun pertamanya.
Kedua negara juga mengharapkan penciptaan 20 ribu lapangan pekerjaan dari KEK tersebut.
Persoalannya, JS-SEZ ini sangat dengan Pulau Batam yang dikelola Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam). Alhasil JS-SEZ garapan dua negeri jiran itu tentu akan bersaing ketat dengan BP Batam yang juga punya KEK.
Masalahnya, kedua negara itu dikenal sangat ramah dengan investor mulai dari menjamin soal kestabilan politik lokasi investasi, insentif fiskal hingga fasilitas dan SDM mumpuni yang menunjang keberlangsungan investasi atau industri yang dibangun.
Sama seperti Indonesia, JS SEZ ini juga memberikan paket insentif pajak. Paket insentif pajak JS-SEZ itu melengkapi Kerangka Insentif Investasi Baru yang diumumkan pada Anggaran 2025 oleh Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Malaysia Anwar Ibrahim.
Paket kebijakan itu bertujuan menarik investasi di industri bernilai tinggi dan dengan merangsang pertumbuhan berkelanjutan pembangunan ekonomi yang adil di seluruh Malaysia.
Bahkan Malaysia sudah mendirikan Invest Malaysia Facilitation Center Johor (IMFC-J) untuk mengkoordinasikan proses investasi secara keseluruhan, meliputi penerapan dan persetujuan serta fasilitas penanaman modal.
RELATED ARTICLES
Malaysia-Singapura Bikin Kawasan Ekonomi Khusus, Indonesia Ditinggal?
Malaysia dan Singapura bangun zona ekonomi khusus JS-SEZ, terinspirasi dari KEK Indonesia untuk inovasi digital dan investasi.
Context.id, JAKARTA - Malaysia dan Singapura akan segera meresmikan perjanjian pembentukan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang menghubungkan wilayah perbatasan kedua negara, tepatnya di Johor dan wilayah Singapura yang dipisahkan lautan kecil.
Kawasan khusus itu dibangun di Johor demi mendukung investasi serta menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan. Pemimpin kedua negara berharap melalui zona khusus ekonomi ini negara mereka bisa sama-sama menarik investor.
Johor-Singapore Special Economic Zone (JS-SEZ) menjadi kawasan ekonomi khusus lintas batas pertama di regional Asia Tenggara yang sudah menargetkan sekitar 50 proyek dalam lima tahun pertamanya.
Kedua negara juga mengharapkan penciptaan 20 ribu lapangan pekerjaan dari KEK tersebut.
Persoalannya, JS-SEZ ini sangat dengan Pulau Batam yang dikelola Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam). Alhasil JS-SEZ garapan dua negeri jiran itu tentu akan bersaing ketat dengan BP Batam yang juga punya KEK.
Masalahnya, kedua negara itu dikenal sangat ramah dengan investor mulai dari menjamin soal kestabilan politik lokasi investasi, insentif fiskal hingga fasilitas dan SDM mumpuni yang menunjang keberlangsungan investasi atau industri yang dibangun.
Sama seperti Indonesia, JS SEZ ini juga memberikan paket insentif pajak. Paket insentif pajak JS-SEZ itu melengkapi Kerangka Insentif Investasi Baru yang diumumkan pada Anggaran 2025 oleh Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Malaysia Anwar Ibrahim.
Paket kebijakan itu bertujuan menarik investasi di industri bernilai tinggi dan dengan merangsang pertumbuhan berkelanjutan pembangunan ekonomi yang adil di seluruh Malaysia.
Bahkan Malaysia sudah mendirikan Invest Malaysia Facilitation Center Johor (IMFC-J) untuk mengkoordinasikan proses investasi secara keseluruhan, meliputi penerapan dan persetujuan serta fasilitas penanaman modal.
POPULAR
RELATED ARTICLES