Share

Home Stories

Stories 22 Januari 2024

Ini Makna Pertobatan Ekologis yang Diucapkan Cak Imin

Istilah itu muncul dalam enskilik atau amanat Paus Fransiskus pada Mei 2015 yang berjudul Laudato Si atau Pujian Bagi-Mu.

Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba dengan mobil kepausannya untuk memimpin audiensi mingguan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan,

Context.id,JAKARTA- Kalimat pertobatan ekologis mencuat setelah Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar menyebut istilah itu dalam debat Minggu (21/1/2024).

Pada segmen kelima, pria yang biasa disapa Cak Imin itu mengatakan bahwa terjadi bencana ekologis dan Indonesia, tuturnya, sedang mengalami ancaman bahaya lingkungan dan krisis iklim. Dia juga meninggung perihal pemanasan global yang menjadi penyebab gagal panen, gagal tanam, dan masalah lainnya.

Untuk itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengajak semua pihak untuk melakukan pertobatan ekologis. Guna memperbaiki lingkungan dan masa depan. Istilah itu sebenarnya apa maknanya?

Istilah itu muncul dalam enskilik atau amanat Paus Fransiskus pada Mei 2015 yang berjudul Laudato Si atau Pujian Bagi-Mu. Amanat sete bal 190 halaman itu  mengajak semua orang untuk menjaga, merawat alam dari kehancuran .

 

Merujuk pada publikasi Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dalam ensiklik, Paus Fransiskus menjelaskan kerusakan yang terus-terusan dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sebagai satu tanda kecil dari krisis etika, budaya dan spiritual modernitas. Solusinya, menurutnya membutuhkan pengorbanan dan revolusi budaya di seluruh dunia.

 

Berikut beberapa poin penting dari ensiklik Laudato Si:

 

SAINS: Paus menjelaskan “sebuah sensus sains solid” menunjukkan bahwa pemanasan global itu nyata, dan akan mengurangi ketersediaan air minum, merusak pertanian, menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan, meningkatkan keasaman laut dan menaikkan permukaan air laut yang menyebabkan kebanjiran di kota-kota besar dunia. Ia mengatkan perubahan iklim terjadi secara alami, tetapi penelitian menunjukkan bahwa pemanasan global “terutama” disebabkan oleh aktivitas manusia.

 

EKONOMI: Ensiklik ini merupakan kritik ekonomi dan juga panggilan untuk menyelamatkan lingkungan. Paus Fransiskus mengatakan negara-negara kaya mempunyai “utang ekologis” terhadap negara-negara berkembang, yang sumber daya alamnya diambil untuk produksi dan konsumsi bahan bakar bagi negara-negara industri. Ia menyebutkan hubungan ekonomi ini adalah hubungan dengan “struktur yang sesat” dan menolak argumen bahwa pertumbuhan ekonomi saja bisa memecahkan masalah kelaparan dan kemiskinan global serta memperbaiki keadaan lingkungan. Menurutnya pola pikir seperti itu sebagai sebuah “konsep pasar yang ajaib.”

 

KEBIJAKAN PEMERINTAH: Paus Fransiskus mengatakan bahwa peraturan pemerintah mutlak diperlukan untuk mengurangi pemanasan global dan “penting untuk merancang lembaga internasional yang lebih kuat, lebih efisien dan terorganisir” dengan memanfatkan kewenangan untuk memberikan sanksi bagi mereka yang melanggar peraturan. “Konsensus global penting untuk menghadapi masalah yang lebih kompleks, yang tidak dapat diselesaikan secara sepihak dari masing-masing negara,” kata Paus. Namun, ia mengatakan peraturan saja tidak akan memecahkan masalah. Sebaliknya, pandangan untuk merubah etika secara menyeluruh mutlak diperlukan untuk memprioritaskan perawatan alam dan manusia.

 

MANUSIA: Paus mengatakan setiap aktivitas yang berdampak pada lingkungan juga harus “memperhitungkan hak-hak dasar kaum miskin dan mereka yang kurang mampu.” Dia mengatakan “konsumerisme yang tidak beretika” telah menyebabkan tingkat konsumsi yang menyebabkan memperparah kerusakan lingkungan. Dia mengajak setiap orang untuk membentuk jaringan sosial dengan tujuan menekan pemimpin politik untuk melakukan perubahan dan membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal atau pekerjaan akibat perubahan iklim. Ia juga mendesak agar masyarakat mengubah gaya hidup mereka, termasuk “menggunakan transportasi umum, atau naik mobil bersama-sama, dan menanam pohon serta mematikan lampu-lampu yang tidak digunakan.

 

IMAN: Paus Fransiskus menyebutkan inti ajaran Katolik adalah menekankan kepedulian terhadap makhluk ciptaan Tuhan dan kaum miskin. Ia mendesak manusia bertanggungjawab secara moral untuk merawat lingkungan seperti yang tertulis di kitab Kejadian 2:15 bahwa kita memiliki tugas untuk “menjaga” dan “merawat” Bumi. Paus berdoa untuk diskusi tentang iklim yang diselenggarakan oleh PBB dan menulis dua doa tentang pelestarian lingkungan, dan meminta Tuhan untuk memberikan, “kesembuhan dalam hidup kita, agar kita dapat terus melindungi dan merawat bumi dan menggerakkan hati orang-orang yang hanya mencari keuntungan dan mengorbankan orang-orang miskin dan dunia.”



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Noviarizal Fernandez

Stories 22 Januari 2024

Ini Makna Pertobatan Ekologis yang Diucapkan Cak Imin

Istilah itu muncul dalam enskilik atau amanat Paus Fransiskus pada Mei 2015 yang berjudul Laudato Si atau Pujian Bagi-Mu.

Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba dengan mobil kepausannya untuk memimpin audiensi mingguan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan,

Context.id,JAKARTA- Kalimat pertobatan ekologis mencuat setelah Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar menyebut istilah itu dalam debat Minggu (21/1/2024).

Pada segmen kelima, pria yang biasa disapa Cak Imin itu mengatakan bahwa terjadi bencana ekologis dan Indonesia, tuturnya, sedang mengalami ancaman bahaya lingkungan dan krisis iklim. Dia juga meninggung perihal pemanasan global yang menjadi penyebab gagal panen, gagal tanam, dan masalah lainnya.

Untuk itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengajak semua pihak untuk melakukan pertobatan ekologis. Guna memperbaiki lingkungan dan masa depan. Istilah itu sebenarnya apa maknanya?

Istilah itu muncul dalam enskilik atau amanat Paus Fransiskus pada Mei 2015 yang berjudul Laudato Si atau Pujian Bagi-Mu. Amanat sete bal 190 halaman itu  mengajak semua orang untuk menjaga, merawat alam dari kehancuran .

 

Merujuk pada publikasi Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dalam ensiklik, Paus Fransiskus menjelaskan kerusakan yang terus-terusan dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sebagai satu tanda kecil dari krisis etika, budaya dan spiritual modernitas. Solusinya, menurutnya membutuhkan pengorbanan dan revolusi budaya di seluruh dunia.

 

Berikut beberapa poin penting dari ensiklik Laudato Si:

 

SAINS: Paus menjelaskan “sebuah sensus sains solid” menunjukkan bahwa pemanasan global itu nyata, dan akan mengurangi ketersediaan air minum, merusak pertanian, menyebabkan kepunahan hewan dan tumbuhan, meningkatkan keasaman laut dan menaikkan permukaan air laut yang menyebabkan kebanjiran di kota-kota besar dunia. Ia mengatkan perubahan iklim terjadi secara alami, tetapi penelitian menunjukkan bahwa pemanasan global “terutama” disebabkan oleh aktivitas manusia.

 

EKONOMI: Ensiklik ini merupakan kritik ekonomi dan juga panggilan untuk menyelamatkan lingkungan. Paus Fransiskus mengatakan negara-negara kaya mempunyai “utang ekologis” terhadap negara-negara berkembang, yang sumber daya alamnya diambil untuk produksi dan konsumsi bahan bakar bagi negara-negara industri. Ia menyebutkan hubungan ekonomi ini adalah hubungan dengan “struktur yang sesat” dan menolak argumen bahwa pertumbuhan ekonomi saja bisa memecahkan masalah kelaparan dan kemiskinan global serta memperbaiki keadaan lingkungan. Menurutnya pola pikir seperti itu sebagai sebuah “konsep pasar yang ajaib.”

 

KEBIJAKAN PEMERINTAH: Paus Fransiskus mengatakan bahwa peraturan pemerintah mutlak diperlukan untuk mengurangi pemanasan global dan “penting untuk merancang lembaga internasional yang lebih kuat, lebih efisien dan terorganisir” dengan memanfatkan kewenangan untuk memberikan sanksi bagi mereka yang melanggar peraturan. “Konsensus global penting untuk menghadapi masalah yang lebih kompleks, yang tidak dapat diselesaikan secara sepihak dari masing-masing negara,” kata Paus. Namun, ia mengatakan peraturan saja tidak akan memecahkan masalah. Sebaliknya, pandangan untuk merubah etika secara menyeluruh mutlak diperlukan untuk memprioritaskan perawatan alam dan manusia.

 

MANUSIA: Paus mengatakan setiap aktivitas yang berdampak pada lingkungan juga harus “memperhitungkan hak-hak dasar kaum miskin dan mereka yang kurang mampu.” Dia mengatakan “konsumerisme yang tidak beretika” telah menyebabkan tingkat konsumsi yang menyebabkan memperparah kerusakan lingkungan. Dia mengajak setiap orang untuk membentuk jaringan sosial dengan tujuan menekan pemimpin politik untuk melakukan perubahan dan membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal atau pekerjaan akibat perubahan iklim. Ia juga mendesak agar masyarakat mengubah gaya hidup mereka, termasuk “menggunakan transportasi umum, atau naik mobil bersama-sama, dan menanam pohon serta mematikan lampu-lampu yang tidak digunakan.

 

IMAN: Paus Fransiskus menyebutkan inti ajaran Katolik adalah menekankan kepedulian terhadap makhluk ciptaan Tuhan dan kaum miskin. Ia mendesak manusia bertanggungjawab secara moral untuk merawat lingkungan seperti yang tertulis di kitab Kejadian 2:15 bahwa kita memiliki tugas untuk “menjaga” dan “merawat” Bumi. Paus berdoa untuk diskusi tentang iklim yang diselenggarakan oleh PBB dan menulis dua doa tentang pelestarian lingkungan, dan meminta Tuhan untuk memberikan, “kesembuhan dalam hidup kita, agar kita dapat terus melindungi dan merawat bumi dan menggerakkan hati orang-orang yang hanya mencari keuntungan dan mengorbankan orang-orang miskin dan dunia.”



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Noviarizal Fernandez


RELATED ARTICLES

Aplikasi yang Tak Bisa Dilepaskan Para Kreator di 2025

Kira-kira aplikasi apa yang paling penting di ponsel Anda?

Renita Sukma . 05 June 2025

Astronaut, Popok dan Martabat Manusia di Antariksa

Mengapa mengompol di luar angkasa bukanlah aib, tapi keharusan profesional

Renita Sukma . 04 June 2025

Vietnam Blokir Telegram, Antara Keamanan Negara dan Sensor Digital

Pemerintah Vietnam kembali menjadi sorotan setelah memerintahkan pemblokiran Telegram yang sangat populer di negara komunis itu

Renita Sukma . 03 June 2025

Gara-gara Konklaf UMKM Roma Raih Keuntungan Besar

Peziarah dan turis habiskan dana sampai 600 Juta Euro saat berkunjung ke Roma

Noviarizal Fernandez . 03 June 2025