Stories - 06 May 2022

Kenaikan Suku Bunga The Fed Pengaruhi Pasar Modal Dunia

Bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan kenaikan suku bunga 50 basis poin.


Ilustrasi kebijakan the Fed pengaruhi bursa efek. - Context ID -

Context.id, JAKARTA - Bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan kenaikan suku bunga 50 basis poin, sehingga mencapai 0,75 hingga 1 persen, dari sebelumnya yang berada di rentang 0,25 - 0,5 persen.

Kenaikan ini merupakan kenaikan paling agresif yang pernah dilakukan The Fed sejak 2000. Adapun kebijakan ini terpaksa diambil oleh pemerintah Amerika demi menetralisir kondisi inflasi.

“Inflasi sudah terlalu tinggi. Kami memahami dampak yang ditimbulkan, dan kami bergerak secepat mungkin untuk membuatnya turun lagi,” ujar Gubernur The Fed, Jerome Powell.

Kebijakan ini secara tidak langsung mempengaruhi transaksi di pasar bursa dunia. Pasalnya, naiknya suku bunga di AS, juga akan memicu kenaikan suku bunga di seluruh dunia, mengingat AS merupakan pusat perekonomian dunia.

Menurut Investopedia, suku bunga adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh pemberi pinjaman kepada peminjam. Suku bunga ini akan dihitung dari persentase jumlah uang yang dipinjamkan. Pinjaman ini termasuk pemberian kredit yang ada di bank.

Oleh sebab itu, kenaikan suku bunga ini dapat mempengaruhi psikologi para investor. Pasalnya, dengan adanya kenaikan suku bunga ini, investor akan memikirkan matang-matang jika ingin membeli suatu barang karena sulit meminjam uang. Hal ini pun berpengaruh pada penurunan transaksi di pasar modal seluruh dunia.

Menurut Finansial Timers, pasar bursa Nasdaq ditutup dengan penurunan 5 persen, yang mana ini adalah penurunan terendah sejak 2020. Bahkan semua sektor di Nasdaq juga ditutup merah pada Kamis (5/5/2022) .

Senada, indeks saham di Asia Pasifik juga ikut melemah pada awal perdagangan, Jumat (6/5/2022). Berdasarkan data Bloomberg, indeks Shanghai Composite di China turun 1,47 persen, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,46 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan turun 1,43 persen.

International Monetary Fund (IMF) melihat pasar saham dan obligasi menghadapi risiko penjualan besar-besaran. Bahkan IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan global 2022 sebesar 0,8 persen menjadi 3,6 persen akibat kenaikan suku bunga ini, ditambah dengan krisis global lainnya, seperti perang Rusia-Ukraina dan lockdown di China.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Lamun dan Rumput Laut Bisa Menangkal Perubahan Iklim

Jumlah karbon biru yaitu karbon yang dapat disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir secara alami sebanyak 350.000 ton

Context.id | 25-04-2024

Mengenal Duck Syndrome, Istilah yang Lagi Populer

Sindrom ini menggambarkan seseorang yang mencoba menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, tetapi sebenarnya diliputi kecemasan yang sangat besar

Context.id | 25-04-2024

Fragmen Virus Flu Burung dalam Susu Pasteurisasi, Apakah Berbahaya?

Hasil pengetesan beberapa sampel susu pasteurisasi ditemukan sisa-sisa fragmen virus Flu Burung yang telah menginfeksi sapi perah

Context.id | 25-04-2024

Alasan Masyarakat hingga Pejabat Indonesia Gemar Berobat ke Luar Negeri

Pengobatan ke rumah sakit di luar negeri sejak lama menjadi tren yang berkembang di Indonesia

Context.id | 25-04-2024